Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan satu pasien positif COVID-19 di kabupaten itu meninggal dunia, Jumat.
"Pada hari ini atau Jumat, ada satu pasien COVID-19 yang meninggal dunia saat menjalani perawatan di ruang khusus di salah satu rumah sakit rujukan di Kabupaten Sukabumi," kata perwakilan Satgas Percepatan Penangan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eneng Yulia di Sukabumi, Jumat.
Adapun pasien yang meninggal tersebut merupakan pria warga Kecamatan Cibadak berusia 66 tahun. Pemakaman dilakukan dengan protokol COVID-19 dan dihadiri beberapa orang keluarga yang hanya bisa menyaksikan dari jarak jauh.
Menurutnya, selain mengidap COVID-19, almarhum pun didiagnosa memiliki penyakit penyerta lainnya seperti Sindrom Geriatri dan Dispepsia, selain itu usia pasien pun sudah tua, sehingga dengan kompilasi penyakit itu kesehatannya terus menurun.
Dengan bertambahnya satu pasien COVID-19 meninggal dunia, saat ini sudah ada tiga pasien yang meningga akibat virus yang vaksinnya masih dalam tahap uji coba ini.
Adapun total warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 99 orang, tiga diantaranya meninggal dunia, 89 sembuh, empat orang jalani isolasi mandiri dan tiga lainnya dikarantina.
"Kasus sebaran COVID-19 di Kabupaten Sukabumi masih berfluktuasi setiap harinya, diharapkan kedepannya tidak lagi ada penambahan kasus baru apalagi sampai ada yang meninggal dunia," tambahnya.
Sementara, Bupati Sukabumi Marwan Hamami kembali mengingatkan kepada seluruh warganya agar disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
Virus yang bisa menyebabkan kematian ini bisa menyerang siapapun warga, selain itu ia pun mengimbau agar tidak bepergian keluar kota dahulu khususnya zona merah jika tidak ada yang penting atau mendesak. Apalagi berangkat keluar kota hanya untuk wisata, berpotensi tertular COVID-19.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kota Sukabumi bertambah dua kasus
Baca juga: Perceraian di Pulau Jawa meningkat akibat pandemi COVID-19