Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpotensi tertekan seiring indikasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat.
Rupiah dibuka menguat 37 poin atau 0,26 persen menjadi Rp14.643 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.680 per dolar AS.
"Ada potensi pelemahan rupiah. Nilai tukar regional terlihat melemah di awal perdagangan hari ini," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ariston menuturkan, dolar AS terlihat menguat sejak semalam karena indikasi pemulihan ekonomi di AS dari rilis data-data tenaga kerja dan indeks harga produsen bulan Juli yang lebih bagus dari proyeksi.
"Penguatan dolar AS ini bisa menekan pergerakan nilai tukar emerging markets termasuk rupiah," ujar Ariston.
Selain itu, lanjut Ariston, kabar belum adanya kemajuan pembicaraan stimulus AS antara dua partai berkuasa, Partai Republik dan Partai Demokrat, juga bisa melemahkan sentimen terhadap aset berisiko pagi ini.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi tertekan di kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.
Pada Selasa (11/8) lalu, rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.680 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.648 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 37 poin menjadi Rp14.643 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah menguat dampak sinyal pemulihan ekonomi global
Baca juga: Rupiah Selasa dibuka menguat 68 poin menjadi Rp14.580 per dolar AS