Bandung, 4/11 (ANTARA) - Presiden ke-3 RI Prof Dr BJ Habibie, menerima penghargaan tertinggi dari ITB berupa "Ganesha Prajamanggala Bakti Kencana" yang diserahkan di sela-sela kuliah umum "Indonesia 2045: Super Power Baru" di Aula Barat Kampus ITB Kota Bandung, Rabu.
Penghargaan tertinggi tersebut diserahkan oleh Rektor ITB Prof Dr Joko Santoso.
Penghargaan yang sama juga pernah diberikan kepada mantan Wapres Jusuf Kalla.
"Pak Habibie merupakan tokoh nasional yang menginspirasi kaum muda, para teknokrat dan juga pendobrak demokratisasi di Indonesia," kata Joko Santoso.
Penghargaan itu, kata rektor, merupakan penghargaan tertinggi bagi insan akademisi yang telah membaktikan ilmunya kepada masyarakat dan pernah menjabat sebagai Kepala Negara Republik Indonesia.
Menurut Joko, figur Habibie tidak bisa dilepaskan dari perjalanan ITB dan juga perkembangan teknologi di Indonesia.
Menurut dia, banyak pondasi yang diletakan oleh mantan Menristek pada jaman Orde Baru itu sehingga menjadi pijakan keberhasilan ilmuwan-ilmuwan dan teknokrat saat ini.
Sementara itu, Habibie dengan aksen bicara dan pandangan matanya yang khas menyatakan kebanggaanya terhadap ITB yang terus berkarya dan menginspirasi pembangunan di negeri ini.
"Saya bangga dan senang dengan penghargaan ini, ITB merupakan bagian dari bangsa ini dan ke depan diharapkan tidak berhenti memberikan karya-karya serta sumbangsihnya untuk kemajuan bangsa," kata Habibie.
Ia mangaku, ITB merupakan rumah lamanya, meski hanya beberapa bulan kuliah di kampus itu, namun ia mengganggap ITB merupakan kampus yang membesarkan dan salah satu tonggak yang mendorong kiprahnya.
Sementara itu dalam kuliah umum tersebut, BJ Habibie menyatakan pendapatnya terkait progres pembangunan dan kiprah Bangsa Indonesia di masa mendatang.
"Indonesia tidak perlu menjadi super power, yang terpenting adalah kiprahnya lebih nyata untuk rakyat dan juga berperan dalam pergaulan dunia," kata BJ Habibie.
Terkait misi Indonesia 2045: Super Power Baru', atau tepat "100 Tahun" Kemerdekaan RI, menurut Habibie bahwa yang terpenting mampu mensejahterakan masyarakat di dalam negeri, mengentaskan kemiskinan, menyediakan lapangan pekerjaan dan mengatasi berbagai masalah sosial lainnya.
"Berdasarkan progresnya, Indonesia pada 2045 akan berpenduduk 360 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 0,92 persen. Peluang untuk maju sangat terbuka, salah satunya dengan mengembangkan teknologi dan mengedepankan terobosan-terobosan alternatif yang prospektif," katanya.
Ia berharap, pemerintah, swasta, kampus, pengusaha dan masyarakat makin sinergis dalam mendukung progres pembangunan dan pencapaian misi Indonesia ke depan.***3***
Syarif Abdullah
(U.S033/B/R007/R007) 04-11-2009 14:46:50