Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai mengoperasikan laboratorium untuk tes usap (swab test) seharga Rp3,5 miliar yang siap melayani masyarakat untuk mengetahui terjangkit atau tidaknya COVID-19 dalam waktu 12 jam.
Penyediaan laboratorium swab test ini dari APBD Garut yang pertama di Priangan Timur yang memiliki alat swab, kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat meresmikan pengoperasian laboratorium swab test di RSUD dr Slamet Garut, Senin.
Pemkab Garut mengalokasikan anggaran untuk membeli alat Polymerase Chain Reaction (PCR) agar bisa melakukan langkah cepat dalam mendeteksi warga Garut terjangkit COVID-19 atau tidak.
Baca juga: Pemprov Jabar hadirkan Mobile Laboratorium BSL3 bergerak pertama di Indonesia
Selama ini, lanjut dia, untuk mengetahui hasil tes usap dari Garut kemudian dianalisanya oleh laboratorium di Bandung harus menunggu lama sampai satu pekan lebih.
"Jadi nanti tidak usah ke Bandung, bisa swab di sini, kualitasnya dijamin bagus," katanya.
Ia berharap, alat yang didatangkan dari Cina itu bisa memudahkan tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Garut untuk mendeteksi pasien positif sehingga bisa cepat diatasi dan tidak menular luas.
Jika hasil tes usap harus menunggu lama, kata dia, pastinya membuat kekhawatiran petugas gugus tugas termasuk juga masyarakat dalam melakukan tindakan lebih lanjut terhadap orang yang bersangkutan.
Baca juga: Labkesda Depok kantongi izin resmi jadi laboratorium pemeriksa PCR COVID-19
"Waktu yang terlalu lama itu membuat khawatir karena belum diketahui hasilnya," katanya.
Ia menyampaikan, laboratorium "swab test" itu akan digunakan gratis bagi masyarakat dan juga pendatang dari luar kota yang diketahui awalnya terdapat gejala COVID-19 seperti demam.
Hari pertama beroperasi, kata dia, baru 16 orang dilakukan tes usap dan secepatnya akan diketahui hasil tes tersebut, dan melakukan tindakan medis selanjutnya.
"Laboratorium ini diisi sama enam petugas termasuk dokter radiologinya," katanya.
Baca juga: RS Bekasi soroti pentingnya pemeriksaan laboratorium skrining Covid-19