Jakarta (ANTARA) - Akhirnya liga olahraga paling banyak ditonton manusia di dunia, Liga Inggris, mengikuti langkah Liga Jerman menggulirkan lagi musim kompetisi yang terhenti oleh pandemi COVID-19, mulai 17 Juni mendatang.
Keputusan Liga Inggris itu diumumkan Kamis 28 Mei 2020 atau bersamaan dengan Serie A Italia dan enam hari setelah liga sepak bola besar Eropa lainnya, La Liga Spanyol, menyatakan 11 Juni sebagai awal memainkan lagi musim kompetisi yang tertunda.
"Hari ini kami untuk sementara setuju melanjutkan Liga Premier pada Rabu 17 Juni. Tetapi tanggal ini belum bisa dikonfirmasi sampai kami sudah memenuhi semua syarat keselamatan yang dibutuhkan mengingat kesehatan dan kesejahteraan semua pemain dan suporter adalah prioritas kami," kata Kepala Eksekutif Liga Premier Inggris Richard Masters.
"Kami akan terus bekerja langkah demi langkah dan berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan guna melanjutkan musim 2019/2020," sambung Masters.
Dengan demikian, mengutip AFP, antara 28 Mei sampai dengan 1 Juli nanti, penduduk benua Eropa sudah bisa menyaksikan kembali kompetisi-kompetisi sepakbolanya, mulai dari Denmark pada 28 Mei sampai dengan Finlandia pada 1 Juli. Jerman dan Kepulauan Faroe sudah lebih dulu melakukannya, sedangkan Belarus menjadi satu-satunya liga yang tak menghentikan kompetisi ketika pandemi mengamuk.
Negara-negara Eropa yang sudah pasti membuka lagi tirai kompetisinya dari 28 Mei sampai 1 Juli itu adalah Denmark, Polandia, Serbia, Ukraina, Austria, Portugal, Slovenia, Kroasia, Yunani, Spanyol, Turki, Norwegia, Inggris, Italia, Rusia, Finlandia dan Swiss.
Kemudian, mulai 20 Juni mendatang, para penggemar sepakbola di seluruh dunia sudah bisa menikmati kembali secara bersamaan pertandingan-pertandingan di empat liga sepakbola paling menarik dan paling banyak ditonton di dunia di Jerman, Spanyol, Inggris dan Italia.
Liga-liga sepakbola itu akan menggulirkan kompetisi di stadion tanpa penonton dan kemungkinan besar dipandu oleh protokol kesehatan yang ketat seperti diterapkan Bundesliga yang dalam dua pekan terakhir bekerja dengan baik sekalipun belum sempurna.
Aston Villa versus Sheffield United dan Manchester City melawan Arsenal menjadi dua laga pembuka untuk restart Liga Inggris pada 17 Juni, namun jadwal penuh baru dimainkan pada 19-21 Juni.
Ketika Liga Inggris dihentikan oleh pandemi, liga sepak bola paling makmur di dunia itu menyisakan 92 pertandingan lagi dari total 760 pertandingan yang harus diselesaikan dalam satu musim. Itu artinya setiap tim harus memainkan sembilan laga dan sebagian kecil lainnya menyisakan sepuluh pertandingan.
Ke-92 pertandingan tersisa Liga Inggris yang akan dimainkan di stadion-stadion tertutup itu akan disiarkan langsung oleh Sky Sports, BT Sport, Amazon Prime, dan BBC.
BBC Sport akan menayangkan langsung lima pertandingan yang merupakan pertama kalinya terjadi sejak Liga Premier diperkenalkan pada 1992.
Sky Sports menjadi penayang terbanyak dengan 64 laga yang 25 pertandingan di antaranya free to air alias gratis.
Pertandingan dimainkan setiap hari yang tentu saja Sabtu dan Minggu memiliki jumlah pertandingan terbanyak. Kick-off setiap laga paling awal mulai pukul 12.30 waktu setempat atau 18.30 WIB, dan paling akhir pukul 20.00 waktu setempat atau 02.00 WIB.
Mengingat panitia penyelanggara ingin mengusahakan seluruh pertandingan dinikmati rakyat Inggris yang negaranya menjadi negara terparah kedua setelah Amerika Serikat dengan jumlah korban meninggal dunia terbanyak akibat COVID-19.
Semangati rakyat Inggris
Sampai Jumat 29 Mei pukul 09.50 WIB, data Coronavirus Resource Center dari Johns Hopskins University menyebutkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di Inggris adalah 37.919 atau kedua terbesar di bawah Amerika Serikat yang menembus angka 101.000 korban jiwa. Inggris juga urutan keempat negara dengan jumlah infeksi virus corona terbanyak di bawah Amerika Serikat, Brazil dan Rusia.
Oleh karena itu, bergulirnya lagi kompetisi sepakbola elite Inggris ini bisa menjadi pelipur lara dan penyemangat warga Inggris yang lagi terpukul oleh pandemi.
"Kembalinya Liga Premier merupakan pengalihan dari krisis virus corona yang disambut baik," tulis kolumnis Sky, Nick Wright.
Kalimat itu beresonansi dengan pernyataan Kepala Eksekutif Liga Premier Inggris Richard Masters sendiri yang menginginkan semua orang menonton Liga Inggris. "Adalah penting untuk memastikan sebanyak mungkin orang menyaksikan pertandingan di rumahnya," kata Masters.
Liverpool memimpin 25 poin bersih di puncak klasemen, sedangkan Bournemouth, Aston Villa dan Norwich City sedang berada dalam zona bahaya degradasi.
The Reds yang tengah memburu gelar juara Liga Inggris pertamanya dalam 30 tahun terakhir, bisa memastikan gelar itu seandainya menang pada pertandingan pertamanya nanti dan jika Manchester City takluk kepada Arsenal.
Jadwal pasti memang belum dirilis namun jika musim kompetisi ini bergulir lagi seperti sudah direncanakan belakangan hari ini, maka rabat atau potongan harga untuk pendapatan hak siar televisi yang sebesar 340 juta pound mesti dibayarkan klub-klub Liga Inggris kepada perusahaan-perusahaan televisi.
Soal rabat ini, mengutip The Guardian, diprotes oleh sejumlah klub besar pimpinan Liverpool.
Berdasarkan ketentuan hak siar, enam klub yang menempati enam posisi tertinggi dalam klasemen masing-masing memiliki kewajiban membayarkan rabat 30 juta pound, sedangkan 14 klub lainnya masing-masing berkewajiban membayarkan 10,75 pound.
Rabat dikenakan karena amanat kontrak hak siar yang harus dipatuhi, menyusul terhenti sementaranya liga oleh pandemi sejak pertengahan Maret.
Para pemegang hak siar beralasan karena sisa liga dimainkan di stadion tertutup maka jutaan pound nilai produk yang mereka bayarkan untuk menyiarkan Liga Inggris bakal berkurang nilainya.
Liverpool dan sejumlah klub menolak pandangan ini karena menurut mereka sekalipun tanpa penonton, pemirsa televisi akan meningkat drastis sehingga pemasukan dari siaran televisi seharusnya naik, apalagi orang haus siaran langsung pertandingan olahraga selama era pandemi ini, teristimewa Liga Inggris yang menjadi liga olahraga yang paling banyak ditonton manusia di seluruh dunia.
Tetapi di luar persoalan finansial yang juga menjadi alasan sangat penting untuk memulai lagi kompetisi ini, restart Liga Inggris bakal menawarkan hal-hal menarik dan juga bisa menuntaskan kepenasaran mengenai akhir kompetisi setelah mendadak dihentikan selama tiga bulan gara-gara pandemi.
Selain soal Liverpool yang hanya soal waktu saja untuk dianugerahi gelar juara liga, yang juga sangat menarik adalah perjuangan keras tim-tim yang sedang bersaing ke Liga Champions.
Tak tanggung-tanggung, sembilan tim akan bersaing keras masuk zona itu mendampingi Liverpool, termasuk Arsenal yang menempati urutan ke-9 dan terpaut 17 poin di bawah Manchester City yang menduduki urutan kedua dalam klasemen.
Bersaing ciptakan rekor
Jumlah itu akan berkurang menjadi delapan seandainya banding atas larangan UEFA kepada City dalam berkompetisi di Eropa, ditolak. Jika ini terjadi, dibandingkan misalnya dengan Bundesliga, berebut jatah zona Eropa di Liga Inggris adalah lebih sengit.
Leicester, Chelsea, Manchester United, Wolverhampton Wanderers, Sheffield United, Tottenham Hotspur dan Arsenal yang Januari lalu semuanya menajamkan pasukan dengan pemain-pemain baru, memiliki peluang relatif sama untuk menuntaskan musim di zona Liga Champions, sekalipun Arsenal berselisih 13 poin di bawah Leicester.
Dengan masing-masing menyimpan sembilan pertandingan lagi untuk dimainkan (kecuali Arsenal, Sheffield dan Manchester City yang menyisakan 10 pertandingan lagi), apa pun masih bisa terjadi.
Persaingan sama serunya juga bakal terjadi pada lima atau bahkan enam tim terbawah yang berjuang menghindari degradasi walaupun Norwich City berada di jurang klasemen dan terpaut delapan poin dari Brighton yang menempati urutan ke-15. Sekali lagi, sembilan pertandingan tersisa (sepuluh tersisa untuk Aston Villa), bakal membuat segalanya bisa saja terjadi.
Yang juga bakal menarik perhatian dari bergulirnya lagi Liga Inggris adalah kembali berkiprahnya para bintang penting di timnya masing-masing setelah lama absen karena cedera.
Di antara yang bisa disebut adalah striker Harry Kane yang siap mendorong kuat semangat Tottenham dan Jose Mourinho untuk finis empat besar. Spurs juga mendapatkan imbuhan penting lainnya dari Son Heung-min yang baru selesai menuntaskan wajib militernya di Korea Selatan.
Manchester United yang tak terkalahkan pada sebelas pertandingan terakhir juga bakal mendapatkan suntikan energi besar dari pulihnya Paul Pogba dan Marcus Rashford yang mendekati pulih total.
Bournemouth juga kemungkinan sudah bisa memanggil lagi para pemain intinya yang lama menderita cedera, termasuk bek kiri Charlie Daniels, penjaga gawang Arthur Boruc, pemain sayap David Brooks yang cedera pergelangan kaki sejak Juli tahun lalu, dan Lloyd Kelly yang direkrut musim panas lalu namun debutnya dirusak cedera.
Lain dari itu, Liverpool masih akan berusaha mencetak rekor-rekor lainnya, termasuk memecahkan rekor 100 poin yang dicetak Manchester City saat menjadi juara pada musim 2017-2018. The Reds butuh 19 poin lagi untuk melewati catatan City itu.
The Reds juga bisa mengukuhkan rekor baru juara dengan selisih poin terbanyak Liga Inggris yang saat ini dipegang City pada musim 2017-2018 dengan marjin 19 poin. Liverpool kini sudah 25 poin di atas City yang menjadi penguntit terdekatnya.
Fokus menarik lainnya adalah tentang siapa yang bakal menjadi pencetak gol terbanyak liga.
Striker Leicester Jamie Vardy yang saat ini memimpin daftar pencetak gol terbanyak dengan 19 gol, akan bersaing dengan Pierre-Emerick Aubameyang dari Arsenal dengan 17 gol, kemudian bintang Liverpoo Mohamed Salah (16), Sergio Aguero dari Manchester City (16) and pemain Southampton Danny Ings (15), guna menjadi pesepakbola paling subur di liga paling makmur di dunia ini.
Ironisnya Aguero, bersama sejumlah bintang seperti N’Golo Kanté dari Chelsea dan kapten Watford Troy Deeney, menjadi para pemain yang menentang restart Liga Premier. Kabar terbaru menyebutkan Kante sudah mulai berlatih dengan tim.
Masih setengah bulan lagi memang, tetapi gairah yang sudah jelas ditulari Bundesliga Jerman itu sudah terlanjur membuncah, paling tidak untuk rakyat Inggris dan para penikmat Liga Inggris di seluruh dunia.