Bandung (ANTARA) - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) Tahun 2020 digelar secara virtual melalui teleconference dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu, melibatkan 3.000 peserta yang terhubung dalam jaringan (daring/online).
Peserta yang terlibat dalam Hardiknas Tingkat Jabar Tahun 2020 ini meliputi Pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berkantor di Jabar, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jabar, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota se-Jabar, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jabar, ketua organisasi/musyawarah/forum bidang Pendidikan se-Jabar, pejabat pada Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan peserta didik pada SMA/SMK/SLB negeri dan swasta se-Jabar.
Dalam sambutannya, Gubernur Jabar M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan cara peringatan yang baru secara virtual ini menyesuaikan dengan kondisi dunia yang tengah dilanda pandemi COVID-19.
Baca juga: PDIP Garut bagikan paket pangan untuk guru honorer dalam rangka Hardiknas
Pandemi ini, ujar Gubernur, menjadi revolusi dunia yang ketiga setelah revolusi industri dan revolusi teknologi informasi.
“Hari ini adalah hari yang berbeda dengan tahun lalu. Kita merayakan Hari Pendidikan Nasional dengan cara yang baru,” tutur Kang Emil.
“Hari ini kita mendapatkan takdir sejarah sebagai manusia-manusia yang mengalami revolusi oleh (pandemi) COVID-19 ini. Revolusi ini akan mengubah cara kita dalam berinteraksi sosial, melaksanakan pemerintahan dan pembangunan, dan mengubah cara kita melaksanakan kegiatan pendidikan,” tambahnya.
Kang Emil menyebutkan, revolusi dari pandemi global dan revolusi informasi ini menimbulkan ancaman-ancaman baru pada anak didik, salah satunya adalah ancaman ideologi.
Baca juga: Alasan Rektor IPB dorong Indonesia jadi bangsa pembelajar
Untuk itu, Kang Emil mengimbau seluruh peserta didik agar menjaga Pancasila sebagai landasan bangsa.
Kepada para kepala sekolah, Kang Emil mengarahkan agar mereka senantiasa memperkuat benteng Pancasila serta menerapkan dan mengamalkan makna Pancasila di sekolah.
“Saya titipkan bahwa dengan revolusi (akibat pandemi) COVID-19 dan revolusi informasi, ancaman-ancaman hadir di anak-anak didik kita, ke lingkungan sekolah kita. Ancaman ideologi yang ingin menggantikan Pancasila adalah nyata. Oleh karena itu, Pancasila harus tetap menjadi landasan bangsa Indonesia,” ujar Kang Emil.
“Para kepala sekolah saya titip, jadikan benteng Pancasila yang selalu kuat, tidak hanya untuk dihafalkan setiap upacara bendera, tapi yang terpenting diamalkan, karena hari ini pintar saja tidak cukup, kita harus punya kepintaran dan juga karakter,” katanya.
Baca juga: Mendikbud : Pendidikan efektif butuh kolaborasi guru, siswa dan orang tua
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Dewi Sartika melaporkan, penyelenggaraan peringatan Hardiknas Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2020 secara virtual ini hendaknya dijadikan momentum pengabdian kepada pendidikan, terutama dalam menyongsong Indonesia Emas di 2045.
Dewi juga berharap, peringatan secara virtual ini dapat dimaknai bahwa pendidikan harus terus berjalan walaupun di tengah keterbatasan, contohnya dalam kondisi pandemi COVID-19 ini.
“Peringatan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, tidak diselenggarakan dalam format upacara bendera mengingat pandemi COVID-19, namun diselenggarakan dalam format virtual, namun dengan semangat yang sama yaitu sebagai momentum bagi kita semua untuk senantiasa mengabdi pada pendidikan dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045,” kata Dewi.
“Diharapkan (pada) momentum Hardiknas ini, dapat kita resapi bersama khususnya untuk mengingatkan kita bersama bahwa pendidikan akan terus hidup dan berkembang meski dalam suasana pandemik seperti sekarang,” tuturnya.
Baca juga: Mendikbud Nadiem pimpin upacara Hardiknas dari rumah
Baca juga: OVO, Tokopedia dan Grab peringati Hardiknas dengan "Patungan untuk Berbagi'