Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan belum ada penelitian secara spesifik yang membuktikan bahwa penularan virus corona baru (COVID-19) dapat terjadi melalui perantara asap rokok yang diembuskan oleh orang terinfeksi virus tersebut.
"Penularan itu melalui droplet, lalu apakah dengan asap rokok tadi bisa menularkan? Belum ada penelitian," kata Ketua Umum PB IDI dr Daeng M. Faqih di Jakarta, Selasa.
Namun, kata dia, karena asap rokok tersebut masuk ke dalam saluran pernapasan atau tenggorokan, maka dikhawatirkan berpotensi menularkan kepada orang lain.
Meskipun hingga kini belum ada penelitian membuktikan bahwa asap rokok yang diembuskan oleh penderita COVID-19 itu mengandung virus, katanya, tetapi hal tersebut sangat dikhawatirkan.
Oleh sebab itu, kata dia, masyarakat diminta lebih berhati-hati.
"Karena menghisap rokok itu sampai ke dalam tenggorokan, sangat dikhawatirkan asap yang dikeluarkan mengandung virus," kata dia.
Jika penderita COVID-19 merokok lalu mengeluarkan droplet atau percikan air liur, bersin, dan batuk, katanya, hal itu bisa menularkan virus kepada orang sekitarnya.
Baca juga: PDIB: Jasad pasien COVID-19 masih bisa menularkan penyakitnya
"Kalau sudah sifatnya percikan maka itu bisa menulari," ujarnya.
Daeng juga menjelaskan perokok aktif akan lebih rentan terserang COVID-19 sebab di dalam saluran pernapasan manusia terdapat mekanisme untuk menangkap dan mengeluarkan semua kotoran, termasuk mikroorganisme yang masuk.
Ia mengatakan perokok aktif mengakibatkan mekanisme di saluran pernapasan menjadi rusak sehingga lebih rentan terserang, sebab tidak bisa menyaring kotoran yang masuk, termasuk mikroorganisme.
"Jadi merokok itu merusak saluran pernapasan," katanya.
Hingga Senin (13/4), pukul 16.10 WIB, jumlah pasien COVID-19 sembuh di Tanah Air mencapai 380 jiwa, sedangkan yang dirawat 3.778 orang, meninggal dunia 399 orang, dan terkonfirmasi 4.557 orang.