Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengajak masyarakat tidak mudik dan menggunakan cara lain dalam menjalin tali silaturahim di masa wabah COVID-19 ini.
"Dalam situasi tertentu karena keadaan, jarak dan kesempatan silaturahim dapat dilakukan dengan cara yang berbeda," kata Mu'ti kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Dia mencontohkan cara selain bertatap muka langsung, misalnya dengan berkirim surat, surat elektronik, telepon, panggilan video dan cara-cara yang lain.
Baca juga: Pemerintah tengah menyiapkan perpres dan inpres atur mudik Lebaran 2020
Inti silaturahim, kata dia, adalah saling mendoakan, berbagi suka duka dan membantu meringankan beban atau masalah.
Dia mengatakan silaturahim merupakan akhlak mulia dan sangat dianjurkan di dalam ajaran Islam.
Dalam keadaan normal, kata dia, silaturahim afdhal (baik) dilakukan dengan saling berkunjung, memberi hadiah dan berjabat tangan.
Sementara mudik, lanjut dia, adalah tradisi masyarakat Indonesia sebagai bentuk silaturahim. Walaupun dilaksanakan dalam satu rangkaian Idul Fitri, mudik bukan merupakan ajaran agama.
Baca juga: Presiden Jokowi minta daerah tak terapkan penyaringan berlebihan pada warga yang terlanjur mudik
"Karena itu tidak ada masalah apabila tidak mudik," katanya.
Di dalam ajaran Islam, kata dia, menyelamatkan kehidupan jauh lebih penting dibandingkan dengan melaksanakan tradisi yang mengandung risiko keselamatan.
"Karena itu jika tidak benar-benar mendesak, sebaiknya masyarakat tidak mudik pada Syawal 1441 Hijriyah. Silaturahim dapat dilaksanakan dengan cara lain pada waktu yang lain apabila situasi sudah membaik dan aman," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan kepala daerah lebih tegas cegah warga mudik
Pengganti mudik, Muhammadiyah ajak warga gunakan cara lain
Senin, 30 Maret 2020 15:04 WIB