Bandung (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk atau Bank BJB menyepakati empat kerja sama bisnis dengan Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan usaha sekaligus mengakselerasi laju pertumbuhan bisnis masing-masing.
Keempat paket kerja sama yang disepakati, di antaranya fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp1 triliun, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Rumah Pangan Kita (RPK) yang merupakan jaringan pemasaran Bulog, serta pemberian fasilitas kredit kepada produsen gabah/beras mitra Program On Farm yang dikelola Perum Bulog, penyaluran fasilitas dan bantuan pembayaran kolektif angsuran BJB Kredit Guna Bhakti bagi pegawai Perum Bulog.
Kesepakatan tersebut diresmikan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara kedua belah pihak di Gedung Sate Bandung, Senin, dan dihadiri oleh Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi, Direktur Konsumer dan Ritel Suartini, Direktur Kepatuhan Agus Mulyana, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Nia Kania, Direktur IT, Treasury dan International Banking Rio Lanasier dan Direktur Operasional Tedi Setiawan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Direktur Keuangan Triyana, Direktur SDM dan Umum Bagya Mulyanto dan Direktur Pengadaan Bachtiar dan Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menuturkan kerja sama ini menjadi salah satu lompatan strategis perseroan yang akan menentukan arah relasi bisnis sekaligus kemitraan.
Kesepakatan kerja sama dicapai atas dasar analisis yang tajam dalam rangka mengembangkan usaha sekaligus memperkuat dorongan terhadap realisasi langkah-langkah semua pihak untuk memajukan Indonesia.
"Bank BJB senantiasa memberikan dorongan nyata terhadap para mitra yang memiliki semangat kuat dalam rangka membangun negeri. Sudah menjadi kewajiban perseroan untuk memberikan yang terbaik dalam menyediakan fasilitas dan layanan jasa keuangan kepada para mitra," kata dia.
Bank BJB senantiasa menyambut gembira dan membuka tangan selebar-lebarnya terhadap berbagai inisiatif kolaborasi demi menopang langkah dalam mencapai cita-cita untuk bertumbuh dan berkembang bersama sekaligus memajukan Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, eksistensi Perum Bulog yang dibentuk sejak 1967 terus bertahan dan berkembang dan perkembangan usaha, kebutuhan akan layanan perbankan atas kegiatan yang dijalankan oleh Perum Bulog ikut meningkat, terutama di sektor keuangan untuk mengongkosi aktivitas bisnis, kesejahteraan pegawai dan akselerasi usaha Perum Bulog.
Bank BJB, kata dia, hadir memberikan jalan keluar yang dibutuhkan.
"Kerja sama ini sekaligus menandai hadirnya sebuah babak baru sinergi kemitraan yang telah terjalin antara kami dan Perum Bulog," kata dia.
Selain itu, lanjut Yuddy, dengan kerja sama ini, kedua belah pihak telah bergerak satu langkah maju guna mempererat sinergi dan mewujudkan semangat berkembang bersama.
"Hasil kerja sama diharapkan akan mengatrol portofolio bisnis kami dan Perum Bulog," kata dia.
Ditempat yang sama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pihaknya sebagai perusahaan logistik dan pangan pokok mempunyai kinerja untuk mendistribusikan kebutuhan demi menjaga kondisi harga tetap stabil.
Dia mengatakan untuk mewujudkan itu Bulog melakukan berbagai transformasi bisnis salah satunya dengan menambah mitra kerja baik dari pemerintah maupun swasta.
Menurut dia, selama ini untuk menyelesaikan penugasan dari pemerintah pihaknya mencari pendanaan dengan suku bunga yang kompetitif.
"Selama ini Bulog memiliki utang cukup tinggi mencapai Rp28 triliun karena bunga pinjaman besar," kata dia.
"Dan sejauh ini meski suku bunga Bank Indonesia sudah turun tapi tidak langsung berdampak pada penurunan suku bunga pinjaman. Makanya kita berharap ada suku bunga yang kompetitif," lanjut Budi Waseso.
Lebih lanjut ia mengatakan selama ini Perum Bulog selalu mencari peluang pembiayaan dengan tingkat suku bunga sehingga tidak membebani jumlah utang perusahaan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan pihaknyamenyambut baik kerja sama yang dilakukan antara Perum Bulog dan Bank BJB karena kerja sama ini nantinya juga akan berdampak pada perekonomian di Jawa Barat khususnya masyarakat yang bekerja sama dengan Bulog.
Baca juga: Bank BJB digitalkan pembayaran di Pasar Baru Bandung dengan "Pasar Ngadigi"
Baca juga: Triwulan III 2019, aset Bank BJB meningkat 8,3 persen