Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan sejumlah tambahan pembangunan jalan layang guna mengurai kemacetan yang kerap terjadi di Kota Bandung yang kini mendapat label kota termacet se-Indonesia atau peringkat ke-14 termacet se-Asia berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB).
Setelah adanya pembangunan dua jalan layang yang kini dalam proses konstruksi, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan pihaknya telah merencanakan pembangunan lain.
"InsyaAllah tahun depan pemkot akan bangun fly over di Jalan Soekarno Hatta, naik dari sebelum Leuwi Panjang, melintas ke perempatan Cibaduyut dan Kopo," kata Yana di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Senin.
Ia yakin pembangunan tersebut akan terlaksana pada tahun 2020, sebab saat ini proses pembebasan lahannya sudah mencapai 95 persen.
"Karena pembebasan lahannya sudah 95 persen, saat ini sudah teranggarkan 5 persen untuk pembebasan lahan, sehingga tahun depan konstruksi bisa terlaksana," katanya.
Selain itu ia juga mendorong agar pemerintah pusat dapat membantu mengurai kemacetan dengan membuka gerbang tol (GT) di kilometer 149 tol Purbaleunyi. Dengan dibukanya GT baru, menurutnya akan mengurangi beban kemacetan di titik-titik yang kerap macet akibat arus keluar kendaran dari tol.
"Kita juga mendorong pemerintah pusat untjk segera membuka GT KM 149 (Purbaleunyi), saat ini masih kurang sekitar 2 kIlometer sampai ke persimpangan Gedebage," kata dia.
"Mudah-mudahan dapat mengurangi beban GT Buahbatu dan GT Muhamad Toha," tambahnya
Dalam survei yang dilakukan oleh ADB, ada sedikitnya 278 kota yang diteliti dari sebanyak 45 negara. Kota Bandung berada di peringkat ke-14, lebih parah dari Jakarta yang berada di peringkat ke-17 dan Surabaya peringkat ke-20.
Baca juga: Bupati Bogor bentuk program penanganan lalu lintas 'Save Puncak'
Baca juga: Bogor tahun 2022 steril dari angkot, kata Wali Kota Bima Arya