Bandung (ANTARA) - Sekitar 2.000 ember eskrim bekas menghiasi Microlibrary Bima yang diresmikan tahun 2015, menjadikannya perpustakaan ember pertama di Indonesia, dan memperoleh penghargaan tingkat dunia.
Berlokasi di Jl. Bima di tengah pemukiman penduduk, pada mulanya Microlibrary Bima diproyeksikan sebagai pelopor perpustakaan komunitas setiap kelurahan di kota Bandung. Bangunan Microlibrary Bima sendiri bermakna sebagai perpustakaan mini namun mampu memberi manfaat bagi masyarakat dengan rangkaian ember pada dinding membentuk Binary yang artinya buku adalah jendela dunia
Desain dan susunan ember dibuat sedemikian rupa, agar cahaya matahari bisa menembus langsung ke ruangan menjadi lampu alami serta terhindar dari air saat hujan. Beberapa pihak terlibat dalam pembangunan perpustakaan ini, di antaranya Dompet Dhuafa selaku penggagas, SHAU Architecs selaku penanggung jawab arsitek dan Pemerintah Kota Bandung selaku fasilitator.
Meski telah memasuki usia keempat tahun, perpustakaan ember masih tetap eksis menjadi referensi bangunan unik, salah satunya bagi kalangan civitas akademika di lingkup kampus, yaitu mahasiswa program studi Arsitektur. Hal tersebut dapat dilihat dari kunjungan atau studi banding mahasiswa ke perpustakaan ember itu.
"Kita juga ada proyek perpustakaan (di Universitas Trisakti) sebelumnya, terus datang aja berkunjung, ternyata lebih bagus dari ekspektasi," kata salah seorang mahasiswi perguruan tinggi Trisakti Jakarta program studi Arsitektur Vania (20) saat ditemui usai membaca di Microlibrary, Rabu.
Tidak hanya unik, Microlibrary Bima juga meraih prestrasi melalui beberapa penghargaan nasional hingga tingkat dunia. Seperti yang dipaparkan oleh pengelola Microlibrary Bima Rafli (27).
"Sejauh ini Microlibrary Bima telah mendapatkan sekitar tujuh penghargaan, di antaranya dari Architizer A+ Award Jury and Popular Choice in Community & Architecture, Komisi Pemberantasan Korupsi, Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung dan Dinas Perpustakaan & Kearsipan kota Bandung," katanya.
Mengutip dari website resmi SHAU Architecs, penghargaan lain yang diperoleh Microlibrary Bima ialah Architizier project of the day pada 2016 dan Silver Award LafargeHolcim Awards 2017 Asia Pasifik. Architizier A+ Award sendiri merupakan penghargaan tingkat dunia yang sudah berlangsung sejak 2013 dalam bidang arsitektur.
Selain menyediakan 1.767 eksemplar buku, pendopo, lapangan bermain dan WiFi, terdapat pula kegiatan rutin yang dilakukan pada hari tertentu seperti Bandung bercerita (komunitas) atau bedah buku.
Gedung perpustakaan Microlibrary Bima