Garut (ANTARA) - Sejumlah petani mengeluhkan serangan hama ulat yang merusak tanaman padi pada usia menjelang panen di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, akibatnya petani mengalami kerugian materi karena hasil panen tidak maksimal.
"Sawah di daerah sini diserang hama ulat secara tiba-tiba, tidak diawali tanda-tanda," kata Endi Ruswandi (73) petani yang lahan sawahnya diserang hama ulat di Kampung Panawuan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jumat.
Ia menuturkan, lahan tanaman padi yang ada dalam satu blok di Kampung Panawuan seluas 40 hektare semuanya diserang hama ulat sejak beberapa hari lalu.
Serangan hama ulat itu, kata dia, tidak memakan atau merusak bulir padi, melainkan memotong dahan padi, kemudian bulir padinya jatuh ke tanah dan dibiarkan.
"Jadi tidak makan padinya, cuma merusak dahannya saja akibatnya padi yang diserang hama tidak bisa panen," katanya.
Ia mengungkapkan, serangan hama ulat tersebut menyebabkan produksi padi menurun drastis dari biasanya panen lebih dari 1 ton, saat ini hanya 7 kuintal gabah dari luas tanam 200 tumbak.
"Sekarang hasil panen turun drastis akibat serangan hama ulat," katanya.
Ia mengungkapkan, serangan hama tersebut baru terjadi di areal tanaman padi di Kampung Panawuan, sebelumnya sering diserang hama tikus yang merusak bulir padi.
Namun serangan hama tikus itu, kata dia, tidak menimbulkan dampak yang parah, sedangkan hama ulat menyebabkan tanaman gagal panen dan menimbulkan kerugian yang cukup besar.
"Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, terpaksa harus panen lebih awal sebelum hama ulat menyerang padi," katanya.
Petani lainnya, Ami (44) menambahkan, panen awal merupakan solusi untuk meminimalisasi kerugian yang lebih besar dampak dari serangan hama ulat.
"Petani di sini lebih awal panen, seperti balapan sama ulat, kalau panennya ditunda lama bisa diserang hama," katanya.
Akibat serangan itu, petani di Kampung Panawuan berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk mengatasi masalah serangan hama ulat tersebut.
Selama ini, petani di daerah itu belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah terkait penanggulangan masalah produksi pangan yang diserang hama.***1***
Baca juga: Pemkab Garut segera uji padi organik di tiga lokasi
Baca juga: Petani di Garut menganggur dampak musim kemarau