Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, belum menetapkan status menjelang musim kemarau, karena masih menunggu keputusan BPBD Propinsi dan BMKG Jabar.
Sekertaris BPBD, Sugeng Supriyatno di Cianjur Jumat, mengatakan memasuki musim kemarau BPBD Cianjur belum menetapkan status apapun, namun pihaknya selalu menyiagakan personil untuk mengantisipasi kekeringan dan kebakaran.
"Terkait penetapan status memasuki kemarau, kami masih menunggu edaran dari BPBD Propinsi dan BMKG Jabar. Biasanya surat penetapan tersebut sudah diedarkan awal bulan Juni, namun hingga saat ini belum diterima," katanya.
Menurut dia, terlambatnya surat penetapan tersebut, karena sempat terhambat cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1440. Sehingga diperkirakan surat edaran tersebut, baru diterima pada akhir bulan Juni.
"Kemungkinan BPBD Propinsi baru akan mengedarkan surat terkait penetapan status memasuki musim kemarau baru akan diedarakan diakhir bulan Juni," katanya.
Sugeng menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya belum dapat memetakan dan menyebutkan sejumlah titik rawan kekeringan karena di beberapa wilayah Cianjur masih terjadi hujan.
"Berkaca dari musim kemarau sebelumnya, terdapat sembilan kecamatan yang rawan dengan kekeringan dan beberapa lokasi lahan hutan yang rawan terjadi kebakaran," katanya.
Sugeng mengimbau seluruh warga Cianjur terutama di sembilan lokasi yang sering terjadi kekeringan dan lokasi lahan ataupun hutan yang rentan terjadi kebaran untuk tetap waspada.
"Kalau sudah terjadi gejala kekeringan diharapkan warga segera melaporkan ke muspika setempat. Saat ini warga juga diimbau untuk tidak membakar area lahan perhutanan," katanya.
Baca juga: Sejumlah desa di Kecamatan Cikadu Cianjur mulai kesulitan air bersih
Baca juga: Tujuh warung di lokasi wisata Karangpara Sukabumi terbakar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Sekertaris BPBD, Sugeng Supriyatno di Cianjur Jumat, mengatakan memasuki musim kemarau BPBD Cianjur belum menetapkan status apapun, namun pihaknya selalu menyiagakan personil untuk mengantisipasi kekeringan dan kebakaran.
"Terkait penetapan status memasuki kemarau, kami masih menunggu edaran dari BPBD Propinsi dan BMKG Jabar. Biasanya surat penetapan tersebut sudah diedarkan awal bulan Juni, namun hingga saat ini belum diterima," katanya.
Menurut dia, terlambatnya surat penetapan tersebut, karena sempat terhambat cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1440. Sehingga diperkirakan surat edaran tersebut, baru diterima pada akhir bulan Juni.
"Kemungkinan BPBD Propinsi baru akan mengedarkan surat terkait penetapan status memasuki musim kemarau baru akan diedarakan diakhir bulan Juni," katanya.
Sugeng menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya belum dapat memetakan dan menyebutkan sejumlah titik rawan kekeringan karena di beberapa wilayah Cianjur masih terjadi hujan.
"Berkaca dari musim kemarau sebelumnya, terdapat sembilan kecamatan yang rawan dengan kekeringan dan beberapa lokasi lahan hutan yang rawan terjadi kebakaran," katanya.
Sugeng mengimbau seluruh warga Cianjur terutama di sembilan lokasi yang sering terjadi kekeringan dan lokasi lahan ataupun hutan yang rentan terjadi kebaran untuk tetap waspada.
"Kalau sudah terjadi gejala kekeringan diharapkan warga segera melaporkan ke muspika setempat. Saat ini warga juga diimbau untuk tidak membakar area lahan perhutanan," katanya.
Baca juga: Sejumlah desa di Kecamatan Cikadu Cianjur mulai kesulitan air bersih
Baca juga: Tujuh warung di lokasi wisata Karangpara Sukabumi terbakar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019