Warga di sejumlah desa di Kecamatan Cikadu, Cianjur, Jawa Barat, mulai kesulitan mendapatkan air bersih dan air untuk keperluan pertanian, sehingga warga terpaksa memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
Camat Cikadu Wodi Efyana saat dihubungi di Cianjur, Jumat mengatakan kalau warga di sejumlah desa memang mulai mengalami dampak kekeringan seiring masuknya musim kemarau karena sebagian besar sumur dan kolam milik warga mulai mengering.
Sehingga sejak beberapa hari terakhir warga mengandalkan air dari sungai yang dialirkan ke permukiman untuk keperluan sehari-hari, sehingga debit dan ketinggian air semakin surut.
Seperti yang terjadi di Padaluyu, Sukaluyu dan Cikadu yang setiap tahunnya mengalami kesulitan air bersih jika masuk musim kemarau, tercatat ada ribuan keluarga di ketiga desa tersebut.
"Pemerintah kecamatan selama ini, sudah berupaya membuat sumur bor, tetapi setelah menggali sedalam 40 meter masih belum ditemukan air, kemungkinan harus lebih dalam untuk mendapatkan air," katanya
Wodi menjelaskan, selama ini warga hanya bisa mengandalkan air bersih dari sungai dan bantuan dari Perumdam Tirta Mukti untuk memenuhi kebutuhan warga karena tidak lagi jalan lain.
"Biasanya kami berkoordinasi dengan Perumdam untuk mengirim tangki air bersih untuk warga. Kemungkinan dalam waktu dekat kami akan segera melayangkan surat untuk pengiriman air bersih," katanya.
Sementara di sejumlah media sosial marak pemberitaan terkait kekeringan di Kecamatan Cikadu yang menyebutkan warga harus berjalan kaki sejauh beberapa kilometer untuk mengambil air dari sungai menggunakan jerigen.
Dalam postingan tersebut, dijelaskan warga melakukan hal tersebut karena mulai kesulitan mendapatkan air bersih akibat sumber mata air seperti sumur dan kolam resapan mulai kering.
Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Doddy Permadi, mengatakan belum mendapatkan informasi terkait daerah yang mengalami kekeringan hingga saat ini.
"Kami akan segera tidak lanjuti karena sampai hari ini, belum mendapat laporan. Kami sudah sudah bersiap menghadapi musim kemarau dengan cara menyiapkan pasokan aoir berkordinasi dengan Perumdam Cianjur," katanya.
Baca juga: Pasokan air dari PDAM Depok terhenti, ini alasannya
Baca juga: Garut terancam rawan air bersih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Camat Cikadu Wodi Efyana saat dihubungi di Cianjur, Jumat mengatakan kalau warga di sejumlah desa memang mulai mengalami dampak kekeringan seiring masuknya musim kemarau karena sebagian besar sumur dan kolam milik warga mulai mengering.
Sehingga sejak beberapa hari terakhir warga mengandalkan air dari sungai yang dialirkan ke permukiman untuk keperluan sehari-hari, sehingga debit dan ketinggian air semakin surut.
Seperti yang terjadi di Padaluyu, Sukaluyu dan Cikadu yang setiap tahunnya mengalami kesulitan air bersih jika masuk musim kemarau, tercatat ada ribuan keluarga di ketiga desa tersebut.
"Pemerintah kecamatan selama ini, sudah berupaya membuat sumur bor, tetapi setelah menggali sedalam 40 meter masih belum ditemukan air, kemungkinan harus lebih dalam untuk mendapatkan air," katanya
Wodi menjelaskan, selama ini warga hanya bisa mengandalkan air bersih dari sungai dan bantuan dari Perumdam Tirta Mukti untuk memenuhi kebutuhan warga karena tidak lagi jalan lain.
"Biasanya kami berkoordinasi dengan Perumdam untuk mengirim tangki air bersih untuk warga. Kemungkinan dalam waktu dekat kami akan segera melayangkan surat untuk pengiriman air bersih," katanya.
Sementara di sejumlah media sosial marak pemberitaan terkait kekeringan di Kecamatan Cikadu yang menyebutkan warga harus berjalan kaki sejauh beberapa kilometer untuk mengambil air dari sungai menggunakan jerigen.
Dalam postingan tersebut, dijelaskan warga melakukan hal tersebut karena mulai kesulitan mendapatkan air bersih akibat sumber mata air seperti sumur dan kolam resapan mulai kering.
Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Doddy Permadi, mengatakan belum mendapatkan informasi terkait daerah yang mengalami kekeringan hingga saat ini.
"Kami akan segera tidak lanjuti karena sampai hari ini, belum mendapat laporan. Kami sudah sudah bersiap menghadapi musim kemarau dengan cara menyiapkan pasokan aoir berkordinasi dengan Perumdam Cianjur," katanya.
Baca juga: Pasokan air dari PDAM Depok terhenti, ini alasannya
Baca juga: Garut terancam rawan air bersih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019