Garut (Antaranews Jabar) - Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan Kabupaten Garut, Jawa Barat, terancam rawan persediaan air bersih sehingga pemerintah akan membeli 17 lokasi sumber mata air.
"Kita antisipasi ancaman rawan air, Garut punya program penyelamatan mata air, Pemkab mau membeli 17 titik sumber air tersebar di beberapa daerah," kata Bupati Garut Rudy Gunawan usai meninjau sumber mata air di Tanjungnagara, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, Rabu (20/2).
Ia menuturkan Pemkab Garut memberikan perhatian serius dalam menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya menjaga kawasan yang menjadi sumber mata air di Garut.
Upaya keseriusan pemerintah itu dengan siap mengalokasikan anggaran untuk membeli tanah atau kawasan yang menjadi sumber mata air.
Salah satu daerah yang segera dibeli, kata dia, titik mata air di Cibulerang, Kecamatan Wanaraja, dengan dana yang disiapkan sebesar Rp12 miliar.
"Sekarang yang akan dibeli daerah Cibulerang, Rp12 m (miliar) kita siapkan," katanya.
Ia menargetkan seluruh titik mata air yang akan dibelinya dapat selesai pada tahun 2022 dengan sumber dana akan dialokasikan setiap tahun.
"Nanti kita anggarkan Rp12 miliar untuk mata air," katanya.
Ia mengungkapkan menjaga sumber mata air perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan jaminan kebutuhan masyarakat terhadap air.
Sumber mata air itu selanjutnya akan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau dikelola secara swadaya untuk kebutuhan masyarakat sekitar.
"Air bersih itu kebutuhan dasar, jadi harus dipenuhi, karena sekarang saja masih ada daerah yang kekurangan," katanya.
Ia menambahkan hasil peninjauan sumber mata air di Tanjungnagara memiliki volume air 100 liter per detik, bahkan pada musim kemarau, air tersebut masih mengalir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Namun titik sumber mata air itu berada di bawah areal pertanian masyarakat, sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
"Air ini terbuang, hanya dapat dimanfaatkan untuk daerah sawah yang di bawah, nanti ini akan dikelola oleh PDAM, sekarang kita masih negosiasi dengan pemilik lahan," katanya.
Baca juga: Terkendala, UNBK sulit terselenggara
Baca juga: Jembatan Maktal Garut belum bisa digunakan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kita antisipasi ancaman rawan air, Garut punya program penyelamatan mata air, Pemkab mau membeli 17 titik sumber air tersebar di beberapa daerah," kata Bupati Garut Rudy Gunawan usai meninjau sumber mata air di Tanjungnagara, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, Rabu (20/2).
Ia menuturkan Pemkab Garut memberikan perhatian serius dalam menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya menjaga kawasan yang menjadi sumber mata air di Garut.
Upaya keseriusan pemerintah itu dengan siap mengalokasikan anggaran untuk membeli tanah atau kawasan yang menjadi sumber mata air.
Salah satu daerah yang segera dibeli, kata dia, titik mata air di Cibulerang, Kecamatan Wanaraja, dengan dana yang disiapkan sebesar Rp12 miliar.
"Sekarang yang akan dibeli daerah Cibulerang, Rp12 m (miliar) kita siapkan," katanya.
Ia menargetkan seluruh titik mata air yang akan dibelinya dapat selesai pada tahun 2022 dengan sumber dana akan dialokasikan setiap tahun.
"Nanti kita anggarkan Rp12 miliar untuk mata air," katanya.
Ia mengungkapkan menjaga sumber mata air perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan jaminan kebutuhan masyarakat terhadap air.
Sumber mata air itu selanjutnya akan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau dikelola secara swadaya untuk kebutuhan masyarakat sekitar.
"Air bersih itu kebutuhan dasar, jadi harus dipenuhi, karena sekarang saja masih ada daerah yang kekurangan," katanya.
Ia menambahkan hasil peninjauan sumber mata air di Tanjungnagara memiliki volume air 100 liter per detik, bahkan pada musim kemarau, air tersebut masih mengalir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Namun titik sumber mata air itu berada di bawah areal pertanian masyarakat, sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
"Air ini terbuang, hanya dapat dimanfaatkan untuk daerah sawah yang di bawah, nanti ini akan dikelola oleh PDAM, sekarang kita masih negosiasi dengan pemilik lahan," katanya.
Baca juga: Terkendala, UNBK sulit terselenggara
Baca juga: Jembatan Maktal Garut belum bisa digunakan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019