Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan dana untuk pemasangan palang pintu otomatis perlintasan kereta api di jalur alternatif Kampung Bangbayang, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang sudah puluhan tahun tidak ada fasilitas pintu tersebut.

Pembangunan awal pemasangan palang pintu tersebut digelar secara seremonial yang dihadiri pejabat pemerintah daerah, perwakilan PT KAI dan dari Ditjen Perkeretaapian Kemenhub dan kepolisian setempat di sekitar perlintasan kereta api Bangbayang, Garut, Senin.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jabar Ditjen Perkeretaapian, Achyar Pasaribu mengatakan pemasangan palang pintu rel tersebut ditargetkan selesai 27 Mei 2019 atau sebelum musim arus mudik Hari Raya Lebaran.

"Pemasangannya selesai sebelum Lebaran, pengoperasiannya nanti ada petugas khusus yang sudah disiapkan dan diberi pelatihan," katanya.

Ia menyampaikan, petugas yang akan menjaga palang pintu tersebut tidak dari PT KAI seperti palang pintu lainnya, tetapi diserahkan kepada Dinas Perhubungan Garut, termasuk dalam pemberian honornya.

"Petugasnya dari Dishub, akan ada  diklat khusus  dari kementerian," katanya.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman yang hadir dalam peresmian pemasangan palang pintu mengatakan, pemerintah daerah sudah beberapa kali mengajukan palang pintu perlintasan kereta api ke pemerintah pusat, hingga akhirnya bisa terealisasikan.

Jalur alternatif Garut-Bandung itu, kata dia, selalu ramai dilintasi kendaraan roda dua maupun empat yang tidak hanya warga Garut tetapi ada dari luar kota, apalagi saat musim arus mudik Lebaran sehingga perlu dipasang palang pintu untuk keselamatan pengendara.

"Mudah-mudahan adanya palang pintu ini menurunkan kecelakaan dan meningkatkan keselamatan," katanya.

Ia menambahkan, jalan yang melintasi rel kereta api tanpa palang pintu tersebut cukup berbahaya bagi pengendara yang baru melintas di daerah itu.

Meskipun sudah dipasang palang pintu otomatis, kata Helmi, para pengendara tetap wajib berhati-hati dan selalu waspada ketika akan melintasi jalur rel kereta api.

"Tetap harus hati-hati, karena ada juga palangnya yang ditabrak, untuk itu harus hati-hati," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Garut Suherman menambahkan, jajaranya akan menyiapkan lima petugas honorer yang akan bertugas secara bergantian.

"Nanti petugasnya akan disiapkan dan ikut diklat dulu, jumlahnya ada lima orang," katanya.

Baca juga: Bangunan kawasan Garut Kota yang terdampak reaktivasi kereta api dibongkar

Baca juga: Rambu-rambu bahaya ditambah di perlintasan KA Garut

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019