Tiga tahun sudah Fitri (8) mengalami gangguan pada penglihatannya. Kabut putih seakan diam di depan kedua bola mata gadis belia asal Tasikmalaya ini. Kabut itu membuatnya terganggu untuk membaca, terlebih saat malam tiba dan kurangnya penerangan.

Titin, ibunda Fitri mengatakan, anaknya divonis mengidap Steven Johnson Syndrom (SJS). Penyakit langka ini memungkinkan penderitanya mengalami kelainan pada kulit serupa alergi hingga memengaruhi kemampuan penglihatan. Gangguan penglihatan itu juga memaksa Fitri tak melanjutkan sekolahnya.

“Berawal dari demam dan saya membawa Fitri ke mantri, tapi obat yang diberikan membuat alergi pada kulit dan panas tubuh tak kunjung turun,” tutur Titin, Selasa (9/4).

Mendapatkan kabar tentang Fitri, tim Mobile Social Rescue-Aksi Cepat Tanggap (MSR-ACT) sejak awal Maret lalu mendampingi pengobatan Fitri. Sejak divonis menderita SJS, Fitri tak mendapatkan tindakan medis. Kondisi perekonomian keluarga yang menjadi kendala pengobatan

“Saat pendampingan awal itu, kami harus melakukan pemeriksaan awal lagi atau observasi karena tindakan medis sebelumnya sudah berlangsung lama,” jelas Fauzi dari tim MSR-ACT Tasikmalaya.

Orang tua Fitri bekerja sebagai buruh tani di sawah milik orang lain, juga pemberi makan hewan ternak. Pendapatannya tak menentu. Hal ini juga yang menghambat pengobatan Fitri. Ketidakmampuan orang tua Fitri membuat anaknya tak mendapatkan penanganan medis selama tiga tahun.

Pada Selasa (12/3) lalu, tim MSR-ACT membawa Fitri ke Rumah Sakit Mata Cicendo di Kota Bandung. Observasi ulang dilakukan mengingat tiga tahun lalu terakhir Fitri mendapatkan pemeriksaan medis. 

Setelah pendampingan pengobatan pertama pada Maret lalu,pada  Selasa (9/4) Fitri kembali menjalani pengobatan di RS Cicendo. Terdapat banyak kemajuan pada kondisi penglihatan Fitri. “Di pengobatan kedua Selasa (26/3) ada kemajuan penglihatan dengan jarak setengah meter. Dan, kini setelah pengobatan ketiga penglihatan Fitri sudah berjarak hingga tiga meter,” ungkap Fauzi, Rabu (10/4).

Ke depannya, tim MSR akan terus melakukan pendampingan setelah sebelumnya melakukan penggalangan dana secara daring melalui Kitabisa. Diharapkan pemulihan Fitri dapat berlangsung cepat agar anak bungsu dari empat bersaudara ini dapat melanjutkan sekolahnya.

Baca juga: Banjir di tiga kecamatan di Bandung memaksa warga mengungsi

Baca juga: Mengabdikan diri pada pendidikan di tepian negeri


 

Pewarta: ACT News

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019