Banjir dalam cakupan luas merendam Kabupaten Bandung, tepatnya di tiga kecamatan sejak Selasa (26/3) lalu hingga kini (9/4). Dua pekan sudah banjir memaksa warga di Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, serta Baleendah mengungsi untuk menyelamatkan diri. Puluhan ribu jiwa tercatat terkena dampak banjir ini.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, banjir yang merendam Kabupaten Bandung terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi beberapa waktu belakangan ini. Guyuran hujan merata hampir di seluruh wilayah Kabupaten dan Kota Bandung.

Penyebab lain ialah meluapnya beberapa sungai yang mengalir di sekitar Kabupaten Bandung, khususnya di tiga kecamatan terdampak.

Tinggi air di permukiman warga bervariasi, dari 10 sentimeter hingga paling tinggi 240 sentimeter seperti di Desa Citeurep,  Kecamatan Dayeuhkolot. Ratusan kepala keluarga yang rumahnya tak dapat dihuni, memilih mengungsi. Mereka menempati aula desa, masjid atau fasilitas umum lainnya untuk mengungsi. “Jumlahnya sampai ratusan kepala keluarga, tak sedikit dari mereka yang merupakan balita dan ibu hamil,” jelas Atep Salman Koordinator Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-ACT Jabar, Selasa (9/4).

Tak ada laporan korban jiwa akibat banjir yang sudah dua pekan ini merendam. Sampai saat ini tim MRI-ACT terus melakukan pendataan untuk memantau kondisi warga terdampak. “Kami (MRI-ACT) sedang melakukan penggalangan dana untuk warga terdampak, mereka paling membutuhkan logistik makanan serta selimut,” tambah Atep. 

Hingga kini, banjir tak kunjung surut. Bahkan sempat terjadi kenaikan permukaan air pada Senin (8/4) pagi. Hujan yang masih terus turun membuat air tak kunjung surut. Selain merendam permukiman, banjir di Bandung ini juga memutus beberapa akses jalan dan menghambat kegiatan sehari-hari warga.

 

Pewarta: ACT News/Eko Ramdani

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019