Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Jawa Barat menganggap limbah rumah tangga berupa tinja di Sungai Ciliwung tidak menjadi permasalahan terkait dengan pemanfaatan sungai tersebut sebagai air baku PDAM Tirta Pakuan yang akan dimulai bulan depan.
"Limbah tinja masih bisa diurai. Yang lebih bahaya itu buangan chemical atau zat kimia dari pabrik-pabrik," kata Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Pakuan Ade Syaban Maulana di Bogor, Sabtu.
Hal itu berdasarkan pengalamannya mengolah air baku dari Sungai Cisadane.
Menurut dia, mengurai zat-zat kimia jauh lebih sulit, seperti yang kerap dialami ketika menjernihkan air yang tercampur zat kimia berbentuk lendir hitam.
"Di Cisadane ada satu atau dua pabrik dia kalau membuang (limbah) ada buangan yang lengket. Itu merusak banget pengolahan kita," ujarnya.
Ade mengatakan bahwa lokasi intake atau pengambilan air dari Sungai Ciliwung ini juga berada di wilayah hulu sungai, yakni Cibanon, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, sehingga airnya cenderung belum tercemar limbah rumah tangga maupun pabrik.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan Deni Surya Sanjaya menambahkan bahwa pihaknya menjamin kebersihan air PDAM Tirta Pakuan dari hasil mengolah air Sungai Ciliwung.
"Kalau di PDAM semua terproses, insyaallah, tersaring menjadi air bersih," kata Deni.
Meski begitu, dia tetap meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kebersihan Sungai Ciliwung agar bisa mengurangi beban PDAM dalam mengolah air sungai.
"Ini menjadi tanggung jawab Pengairan dan Pemerintah Daerah untuk bisa menjaga (kebersihan sungai) sehingga tidak semuanya masuk sungai," ujarnya.
Sebelumnya, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Kota Bogor membeberkan hasil penelitiannya terhadap ribuan rumah yang berdiri di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Hasilnya, sebanyak 5.652 rumah di Kota Bogor, Jawa Barat, membuang tinja langsung ke Sungai Ciliwung.
Ketua KPC Kota Bogor Een Irawan menjelaskan bahwa ribuan rumah ini tersebar di 13 Kelurahan yang lokasinya bertepatan dengan DAS Ciliwung. Mesk mayoritas rumah itu memiliki jamban, tidak satu pun memiliki septic tank sehingga tinja dari jamban langsung dialirkan ke bibir Sungai.
"Mereka rata-rata punya toilet di rumahnya. Akan tetapi, paralonnya langsung ke Ciliwung," ungkapnya.
Baca juga: SPAM Katulampa selesai, masyarakat Bogor siap minum air Ciliwung
Baca juga: Hampir lima ribu rumah di Bogor buang tinja ke Sungai Ciliwung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Limbah tinja masih bisa diurai. Yang lebih bahaya itu buangan chemical atau zat kimia dari pabrik-pabrik," kata Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Pakuan Ade Syaban Maulana di Bogor, Sabtu.
Hal itu berdasarkan pengalamannya mengolah air baku dari Sungai Cisadane.
Menurut dia, mengurai zat-zat kimia jauh lebih sulit, seperti yang kerap dialami ketika menjernihkan air yang tercampur zat kimia berbentuk lendir hitam.
"Di Cisadane ada satu atau dua pabrik dia kalau membuang (limbah) ada buangan yang lengket. Itu merusak banget pengolahan kita," ujarnya.
Ade mengatakan bahwa lokasi intake atau pengambilan air dari Sungai Ciliwung ini juga berada di wilayah hulu sungai, yakni Cibanon, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, sehingga airnya cenderung belum tercemar limbah rumah tangga maupun pabrik.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan Deni Surya Sanjaya menambahkan bahwa pihaknya menjamin kebersihan air PDAM Tirta Pakuan dari hasil mengolah air Sungai Ciliwung.
"Kalau di PDAM semua terproses, insyaallah, tersaring menjadi air bersih," kata Deni.
Meski begitu, dia tetap meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kebersihan Sungai Ciliwung agar bisa mengurangi beban PDAM dalam mengolah air sungai.
"Ini menjadi tanggung jawab Pengairan dan Pemerintah Daerah untuk bisa menjaga (kebersihan sungai) sehingga tidak semuanya masuk sungai," ujarnya.
Sebelumnya, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Kota Bogor membeberkan hasil penelitiannya terhadap ribuan rumah yang berdiri di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Hasilnya, sebanyak 5.652 rumah di Kota Bogor, Jawa Barat, membuang tinja langsung ke Sungai Ciliwung.
Ketua KPC Kota Bogor Een Irawan menjelaskan bahwa ribuan rumah ini tersebar di 13 Kelurahan yang lokasinya bertepatan dengan DAS Ciliwung. Mesk mayoritas rumah itu memiliki jamban, tidak satu pun memiliki septic tank sehingga tinja dari jamban langsung dialirkan ke bibir Sungai.
"Mereka rata-rata punya toilet di rumahnya. Akan tetapi, paralonnya langsung ke Ciliwung," ungkapnya.
Baca juga: SPAM Katulampa selesai, masyarakat Bogor siap minum air Ciliwung
Baca juga: Hampir lima ribu rumah di Bogor buang tinja ke Sungai Ciliwung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019