Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak mahasiswa dan kaum milenial go digital untuk mempromosikan pariwisata dan mengangkat potensi unggulan daerahnya melalui platform berbasis teknologi yang dekat dengan keseharian anak muda.
Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan saat ini promosi melalui digital atau go digital menjadi cara ampuh untuk mengangkat potensi pariwisata suatu daerah dengan cepat dan murah.
"Semua harus segera mengubah haluan, yakni bertransformasi menuju platform digital. Travellers sekarang terus bergerak dan makin cepat beralih ke gaya hidup digital. Jemput perubahan dengan go digital jika ingin winning the future customers," katanya.
Menpar memberikan kuliah umum kepada 1.000 mahasiswa Universitas Klabat, Sulawesi Utara, Rabu.
Ia mengaku bersemangat membekali generasi muda dengan sebuah jurus jitu yakni go digital.
Kehadiran Menteri Pariwisata mendapat sambutan antusias dari mahasiswa yang penasaran untuk mendapatkan ilmu dalam kuliah umum dengan tema "Digital and Millenials Tourism".
Dalam paparannya, Arief menyampaikan penawaran mengenai proyeksi sektor pariwisata yang positif sebagai penyumbang devisa, yang dulunya populer migas dan nonmigas akan segera menjadi pariwisata dan nonpariwisata.
"Dalam bisnis, tren lebih penting dibanding performansi, sekarang proyeksi dan performansi pariwisata sama bagusnya," katanya.
Menpar Arief juga mengajak mahasiswa ikut menyiapkan diri karena akan menjadi tuan rumah bagi wisatawan tidak hanya wisatawan Nusantara tapi juga wisatawan mancanegara.
Terlebih gaya hidup wisatawan yang datang ke Indonesia untuk look, book, and pay sudah lewat digital.
"Lifestyle yang berubah menjadi alasan pariwisata Indonesia go digital. Milenial merupakan customer utama Indonesia. Inbound pariwisata Indonesia 50 persen merupakan milenial," ujarnya.
Di akhir sesi kuliah umum, Menpar Arief memberikan hadiah kepada empat mahasiswa berupa uang tunai dan satu buah laptop.
Mereka diberi hadiah lantaran memiliki gagasan yang brilian dalam hal pengembangan pariwisata digital.
Ide-ide mahasiswa tersebut dipaparkan dan dinilai langsung Menpar.
Keempat mahasiswa itu memiliki ide dalam bentuk pembuatan film dokumenter sebagai cara memasarkan daerahnya.
Lalu, ada juga yang membuat website travel online, ada pula yang membuat platform digital trip manager serupa aplikasi tripadvisor, dan yang terakhir memasarkan destinasi daerahnya melalui event-event digital dan milenial seperti event Djakarta Warehouse Project (DWP) atau Lalafest.
"Milenial harus menguasai pasar, baik pasar saat ini atau pasar masa depan. Kalian harus menguasi digital karena kuncinya the more digital, the more global. Milenial harus interaktif, mobile, dan harus personal," ujar Arief.
Baca juga: Menperin Airlangga resmikan lab digital ITB
Baca juga: Perpustakaan digital Purwakarta diluncurkan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan saat ini promosi melalui digital atau go digital menjadi cara ampuh untuk mengangkat potensi pariwisata suatu daerah dengan cepat dan murah.
"Semua harus segera mengubah haluan, yakni bertransformasi menuju platform digital. Travellers sekarang terus bergerak dan makin cepat beralih ke gaya hidup digital. Jemput perubahan dengan go digital jika ingin winning the future customers," katanya.
Menpar memberikan kuliah umum kepada 1.000 mahasiswa Universitas Klabat, Sulawesi Utara, Rabu.
Ia mengaku bersemangat membekali generasi muda dengan sebuah jurus jitu yakni go digital.
Kehadiran Menteri Pariwisata mendapat sambutan antusias dari mahasiswa yang penasaran untuk mendapatkan ilmu dalam kuliah umum dengan tema "Digital and Millenials Tourism".
Dalam paparannya, Arief menyampaikan penawaran mengenai proyeksi sektor pariwisata yang positif sebagai penyumbang devisa, yang dulunya populer migas dan nonmigas akan segera menjadi pariwisata dan nonpariwisata.
"Dalam bisnis, tren lebih penting dibanding performansi, sekarang proyeksi dan performansi pariwisata sama bagusnya," katanya.
Menpar Arief juga mengajak mahasiswa ikut menyiapkan diri karena akan menjadi tuan rumah bagi wisatawan tidak hanya wisatawan Nusantara tapi juga wisatawan mancanegara.
Terlebih gaya hidup wisatawan yang datang ke Indonesia untuk look, book, and pay sudah lewat digital.
"Lifestyle yang berubah menjadi alasan pariwisata Indonesia go digital. Milenial merupakan customer utama Indonesia. Inbound pariwisata Indonesia 50 persen merupakan milenial," ujarnya.
Di akhir sesi kuliah umum, Menpar Arief memberikan hadiah kepada empat mahasiswa berupa uang tunai dan satu buah laptop.
Mereka diberi hadiah lantaran memiliki gagasan yang brilian dalam hal pengembangan pariwisata digital.
Ide-ide mahasiswa tersebut dipaparkan dan dinilai langsung Menpar.
Keempat mahasiswa itu memiliki ide dalam bentuk pembuatan film dokumenter sebagai cara memasarkan daerahnya.
Lalu, ada juga yang membuat website travel online, ada pula yang membuat platform digital trip manager serupa aplikasi tripadvisor, dan yang terakhir memasarkan destinasi daerahnya melalui event-event digital dan milenial seperti event Djakarta Warehouse Project (DWP) atau Lalafest.
"Milenial harus menguasai pasar, baik pasar saat ini atau pasar masa depan. Kalian harus menguasi digital karena kuncinya the more digital, the more global. Milenial harus interaktif, mobile, dan harus personal," ujar Arief.
Baca juga: Menperin Airlangga resmikan lab digital ITB
Baca juga: Perpustakaan digital Purwakarta diluncurkan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019