Kuningan (Antaranews Jabar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mendata ada 12 unit rumah milik warga dan satu unit bangunan sekolah dasar (SD) rusak serta terancam akibat pergerakan tanah.

"Pergerakan tanah itu menyebabkan 12 unit rumah rusak dan juga terancam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin di Kuningan, Rabu.

Menurut Agus lokasi terjadinya pergerakan tanah, yaitu di Desa Legokherang, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan. Di mana ada empat rumah milik warga rusak berat juga sedang, lima rusak ringan dan tiga rumah lainnya terancam.

Selain merusak rumah, pergerakan tanah juga mengakibatkan sarana pendidikan berupa Sekolah Dasar (SD) 02 Legokherang mengalami kerusakan.

"Bencana pergerakan tanah itu juga memaksa 10 jiwa dari dua KK mengungsi ke rumah sanak saudaranya," ujar Agus.

Pergerakan tanah di Desa Legokherang itu dikarenakan hujan yang turun pada Minggu (10/2) sangat lama, yaitu sekitar 7 jam dan mengakibatkan tanah gembur, retak-retak dan ambles.

Untuk kedalaman amblesnya tanah, lanjut Agus, bervariasi, ada yang sampai setegah meter dan juga 10 cm dan itu tentu sangat membahayakan bagi warga.

"Awalnya memang terjadi hujan dengan intensitas lebat mulai pukul 16.00 WIB sampai 23.00 WIB dan mengakibatkan tanah mengalami retak-retak dan ambles," kata Agus.

Agus menambahkan saat ini BPBD sedang melakukan pembersihan material, pembongkaran rumah dan pemasangan cerucuk bambu.

Baca juga: Belasan rumah di Cianjur alami pergerakan tanah

Baca juga: Pergerakan tanah di Bandung Barat faktor kemiringan, kata PVBG

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019