Bandung (Antaranews Jabar) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat mengatakan Ombudsman RI mengapresiasi Program Layad Rawat yang digagas oleh Pemprov Jawa Barat, karena dengan program itu maka tenaga medis seperti dokter akan mendatangi langsung rumah warga miskin yang membutuhkan pengobatan gratis.
"Ini yang diapresiasi oleh ombudsman khususnya oleh anggota ombudsman di Jawa Barat karena Pemprov Jabar sudah melakukan layanan yang paling top dalam hal pelayanan kesehatan," kata Iwa Karniwa seusai mewakili Gubernur Jabar dalam pertemuan dengan Kepala Ombudsman RI di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Dia mengatakan berdasarkan penilaian dari ombudsman diketahui bahwa pelayanan kesehatan di Jawa Barat masuk dalam kategori paling tinggi, khusus untuk Program Layad Rawat.
"Nah dari sini Alhamdulillah dari tahapan-tahapan tersebut ternyata berdasarkan penilaian ombudsman ada satu yang sudah masuk kategori yang paling tinggi beberapa layanan kesehatan, yakni Program Layad Rawat," kata dia.
Iwa mengatakan di Provinsi Jawa Barat saat ini jumlah puskesmas yang sudah teregistrasi mencapai 1.069 unit dan sebanyak 22 puskesmasnya merupakan puskesmas rawat inap serta 78 puskesmas nya non rawat inap maksudnya.
"Juga ada 345 RSUD dan rumah sakit swasta, kemudian ada 2.063 klinik pratama dan 220 klinik utama," kata dia.
Sementara itu, Anggota Ombudsman RI Dadan S Suharmawijaya mengatakan Program Layad Rawat yang diluncurkan oleh Pemprov Jawa Barat di Kota Cirebon, tahun lalu merupakan bentuk pelayanan publik di bidang kesehatan yang sudah sampai level new public value.
"Kami ombudsman mengapreasi program Jawa Barat tersebut karena sudah sampai ke level new public value ini tidak hanya new level public service yang tidak bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat," kata Dadan.
Ia mengatakan program tersebut menjadi jawaban bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses layanan publik secara gratis yang dibuat oleh pemerintah.
"Salah satunya ternyata di Jabar sudah punya dengan layanan jemput bola, tenaga kesehatan yang datang ke rumah warga miskin dengan gratis," kata dia.
Pihaknya berharap implementasi Program Layad Rawat tersebut bisa direalisasikan sesuai dengan konsep yang ditetapkan atau dibuat oleh Pemprov Jawa Barat.
"Jadi tidak hanya riak-riak di permukaan saja atau menjadi program di awal saja, namun juga harus menjadi program yang berkelanjutan melayani atau menjemput bola warga miskin di pelosok wilayah Jawa Barat," kata dia.
Baca juga: Ridwan Kamil: layad rawat bisa kurangi biaya BPJS dan antrean RS
Baca juga: Gubernur Jabar luncurkan program layad rawat di Cirebon
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Ini yang diapresiasi oleh ombudsman khususnya oleh anggota ombudsman di Jawa Barat karena Pemprov Jabar sudah melakukan layanan yang paling top dalam hal pelayanan kesehatan," kata Iwa Karniwa seusai mewakili Gubernur Jabar dalam pertemuan dengan Kepala Ombudsman RI di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Dia mengatakan berdasarkan penilaian dari ombudsman diketahui bahwa pelayanan kesehatan di Jawa Barat masuk dalam kategori paling tinggi, khusus untuk Program Layad Rawat.
"Nah dari sini Alhamdulillah dari tahapan-tahapan tersebut ternyata berdasarkan penilaian ombudsman ada satu yang sudah masuk kategori yang paling tinggi beberapa layanan kesehatan, yakni Program Layad Rawat," kata dia.
Iwa mengatakan di Provinsi Jawa Barat saat ini jumlah puskesmas yang sudah teregistrasi mencapai 1.069 unit dan sebanyak 22 puskesmasnya merupakan puskesmas rawat inap serta 78 puskesmas nya non rawat inap maksudnya.
"Juga ada 345 RSUD dan rumah sakit swasta, kemudian ada 2.063 klinik pratama dan 220 klinik utama," kata dia.
Sementara itu, Anggota Ombudsman RI Dadan S Suharmawijaya mengatakan Program Layad Rawat yang diluncurkan oleh Pemprov Jawa Barat di Kota Cirebon, tahun lalu merupakan bentuk pelayanan publik di bidang kesehatan yang sudah sampai level new public value.
"Kami ombudsman mengapreasi program Jawa Barat tersebut karena sudah sampai ke level new public value ini tidak hanya new level public service yang tidak bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat," kata Dadan.
Ia mengatakan program tersebut menjadi jawaban bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses layanan publik secara gratis yang dibuat oleh pemerintah.
"Salah satunya ternyata di Jabar sudah punya dengan layanan jemput bola, tenaga kesehatan yang datang ke rumah warga miskin dengan gratis," kata dia.
Pihaknya berharap implementasi Program Layad Rawat tersebut bisa direalisasikan sesuai dengan konsep yang ditetapkan atau dibuat oleh Pemprov Jawa Barat.
"Jadi tidak hanya riak-riak di permukaan saja atau menjadi program di awal saja, namun juga harus menjadi program yang berkelanjutan melayani atau menjemput bola warga miskin di pelosok wilayah Jawa Barat," kata dia.
Baca juga: Ridwan Kamil: layad rawat bisa kurangi biaya BPJS dan antrean RS
Baca juga: Gubernur Jabar luncurkan program layad rawat di Cirebon
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019