Cirebon (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, merencanakan untuk destinasi wisata bisa terintegrasi, hal ini agar para wisatawan bisa lebih lama tinggal di Kota Udang.
"Jika destinasi wisata di Kota Cirebon bisa terintegrasi, maka diharapkan akan memperlama waktu tinggal wisatawan yang tadinya hanya satu hari menjadi 3-7 hari," kata Penjabat Wali Kota Cirebon, Dedi Taufik di Cirebon, Jumat.
Menurut Dedi di Kota Cirebon, meskipun daerahnya tidak besar, namun untuk destinasi wisata termasuk lengkap, karena ada wisata alam, budaya, kuliner dan juga fashion.
Terkait destinasi wisata berbasis pegunungan, Dedi mengatakan wilayah Argasunya dengan ketinggian 450 meter dari permukaan laut, saat ini sedang ditata.
Agar bisa merubah kawasan galian C menjadi destinasi wisata pegunungan dengan dukungan akrobatik paraseling.
"Masyarakat Argasunya akan terus diedukasi agar beralih dari ketergantungan terhadap galian C ke sektor pariwisata," ujarnya.
"Selain itu kami juga mengusulkan agar daya tarik tari topeng juga dimunculkan dan ditampilkan sesuai dengan filosofinya," lanjutnya.
Dedi mejelaskan daya tarik wisata di Kota Cirebon perlu dikemas dengan baik atau bahkan didokumentasikan dalam bentuk video yang menarik dan mengulas setiap keunikan yang ada di masing-masing tempat wisata.
"Faktor media massa juga turut menentukan daya tarik wisata di Kota Cirebon agar semakin dikenal masyarakat luas," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Jika destinasi wisata di Kota Cirebon bisa terintegrasi, maka diharapkan akan memperlama waktu tinggal wisatawan yang tadinya hanya satu hari menjadi 3-7 hari," kata Penjabat Wali Kota Cirebon, Dedi Taufik di Cirebon, Jumat.
Menurut Dedi di Kota Cirebon, meskipun daerahnya tidak besar, namun untuk destinasi wisata termasuk lengkap, karena ada wisata alam, budaya, kuliner dan juga fashion.
Terkait destinasi wisata berbasis pegunungan, Dedi mengatakan wilayah Argasunya dengan ketinggian 450 meter dari permukaan laut, saat ini sedang ditata.
Agar bisa merubah kawasan galian C menjadi destinasi wisata pegunungan dengan dukungan akrobatik paraseling.
"Masyarakat Argasunya akan terus diedukasi agar beralih dari ketergantungan terhadap galian C ke sektor pariwisata," ujarnya.
"Selain itu kami juga mengusulkan agar daya tarik tari topeng juga dimunculkan dan ditampilkan sesuai dengan filosofinya," lanjutnya.
Dedi mejelaskan daya tarik wisata di Kota Cirebon perlu dikemas dengan baik atau bahkan didokumentasikan dalam bentuk video yang menarik dan mengulas setiap keunikan yang ada di masing-masing tempat wisata.
"Faktor media massa juga turut menentukan daya tarik wisata di Kota Cirebon agar semakin dikenal masyarakat luas," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018