Garut (Antaranews Jabar) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan, sebanyak 1.077 bangunan dengan luas lahan 59.467 meter persegi terdampak rencana reaktivitasi jalur kereta api Stasiun Garut-Cibatu di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Ada 1.077 bangunan yang terdampak jalur Cibatu-Garut," kata Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Joni Martinus kepada wartawan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, PT KAI sudah mulai menertibkan bangunan yang terdampak reaktivitas kereta api di Garut, salah satunya dilakukan di Kecamatan Cibatu.
Ia menyebutkan, di Cibatu ada 102 bangunan terdampak reaktivitasi, sementara yang diberi biaya bongkar baru untuk 20 bangunan di Kampung Cibodas, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu.
"Di Cibatu ada 102 bangunan, yang paling banyak ada di Garut Kota, sebanyak 802 bangunan," katanya.
Ia menyampaikan, seluruh bangunan itu akan mendapatkan biaya bongkar dari PT KAI sebesar Rp250 ribu per meter persegi, sedangkan bangunan semi permanen sebesar Rp200 ribu per meter persegi
Uang tersebut, kata dia, akan diberikan melalui rekening ATM pemilik bangunan dengan syarat sudah menyelesaikan administrasi dan bersedia membongkar bangunannya.
"Diberi waktu satu bulan untuk membongkar rumahnya, dan material bangunannya bisa dimanfaatkan lagi," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk ikut mendukung dan mensukseskan proyek pemerintah tersebut agar reaktivitas kereta api Cibatu-Garut bisa terealisasi secepatnya.
"Ini proyek pemerintah, kami minta dukungan," katanya.
Baca juga: PT KAI mulai garap reaktivasi rel kereta Cibatu-Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Ada 1.077 bangunan yang terdampak jalur Cibatu-Garut," kata Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Joni Martinus kepada wartawan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, PT KAI sudah mulai menertibkan bangunan yang terdampak reaktivitas kereta api di Garut, salah satunya dilakukan di Kecamatan Cibatu.
Ia menyebutkan, di Cibatu ada 102 bangunan terdampak reaktivitasi, sementara yang diberi biaya bongkar baru untuk 20 bangunan di Kampung Cibodas, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu.
"Di Cibatu ada 102 bangunan, yang paling banyak ada di Garut Kota, sebanyak 802 bangunan," katanya.
Ia menyampaikan, seluruh bangunan itu akan mendapatkan biaya bongkar dari PT KAI sebesar Rp250 ribu per meter persegi, sedangkan bangunan semi permanen sebesar Rp200 ribu per meter persegi
Uang tersebut, kata dia, akan diberikan melalui rekening ATM pemilik bangunan dengan syarat sudah menyelesaikan administrasi dan bersedia membongkar bangunannya.
"Diberi waktu satu bulan untuk membongkar rumahnya, dan material bangunannya bisa dimanfaatkan lagi," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk ikut mendukung dan mensukseskan proyek pemerintah tersebut agar reaktivitas kereta api Cibatu-Garut bisa terealisasi secepatnya.
"Ini proyek pemerintah, kami minta dukungan," katanya.
Baca juga: PT KAI mulai garap reaktivasi rel kereta Cibatu-Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018