Garut (Antaranews Jabar) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai menggarap reaktivasi kereta api Stasiun Cibatu-Garut di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ditandai dengan pemberian biaya pembongkaran bangunan yang terdampak program tersebut.

"Ini jadi tahap awal, pemberian biaya bongkar untuk mereaktivasi kereta Cibatu-Garut," kata Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Joni Martinus kepada wartawan di Garut, Jumat.

Ia menuturkan, PT KAI dan pemerintah daerah berupaya mewujudkan program reaktivasi kereta api Stasiun Cibatu-Garut yang sudah puluhan tahun tidak aktif.

Langkah awal yang dilakukan PT KAI, kata dia, dengan memberikan biaya bongkar 20 bangunan di Kampung Cibodas, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu.

Bangunan warga yang terdampak reaktivasi, kata dia, mendapatkan biaya bongkar sebesar Rp250 ribu per meter persegi, sedangkan bangunan semi permanen sebesar Rp200 ribu per meter persegi.

"Mereka yang diberi biaya bongkar yang sudah memenuhi administrasi," katanya.

Ia menyampaikan, PT KAI sementara fokus pada pembebasan lahan yang menjadi kawasan terdampak pembukaan jalur kereta api tersebut.

Terkait target pengoperasiannya, kata dia, belum dapat ditentukan, cuman berharap pada 2019 kereta api Garut-Cibatu sudah bisa melayani masyarakat.

"Yang jelas 2019 kami harap sudah beroperasi," katanya.

Ia menambahkan, tahapan berikutnya, PT KAI akan menyiapkan sarana dan prasarana untuk menunjang operasional kereta api, seperti membuat bantalan rel, membangun dan membenahi bangunan stasiun.

"Jumlah stasiunnya kami belum tahu. Namun, yang jelas Stasiun Cibatu dan Stasiun Garut," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018