Garut (Antaranews Jabar) - Sebanyak 35 perempuan dan anak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami tindak kekerasan fisik dan seksual oleh orang tua maupun orang terdekat selama kurun waktu Januari hingga Juli 2018.

"Yang dilaporkan kepada kami ada 35 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Garut, Toni T Somantri saat acara Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia di Garut, Selasa.

Ia menuturkan, anak dan perempuan memang rentan mengalami tindak kekerasan secara fisik maupun menjadi korban perbuatan asusila oleh orang tua maupun orang terdekatnya.

Menurut dia, jumlah kekerasan itu yang dilaporkan kepada pemerintah, kemungkinan ada kasus lain yang korbannya tidak mau melaporkan kepada pihak berwajib.

"Banyak masyarakat yang malu dan enggan melapor ketika berhadapan dengan kasus tersebut," katanya.

Ia menyampaikan, pihaknya terkadang kesulitan mendeteksi atau menindaklanjuti kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan jika tidak ada laporan atau peran aktif masyarakat untuk melaporkannya.

"Kalau tidak ada laporan akan sulit terdeteksi," katanya.

Ia menambahkan, persoalan anak dan perempuan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi semua instansi termasuk seluruh elemen masyarakat maupun organisasi memiliki peran menanggulangi berbagai permasalahan anak dan perempuan.

Bahkan Kepolisian juga wartawan memiliki peran untuk mengatasi berbagai persoalan anak dan perempuan agar tidak ada lagi menjadi korban kekerasan di masyarakat.

"Kewajiban kita semua, bukan hanya kami di lingkungan pemerintah, tetapi semua golongan yang ada di Garut harus bertanggungjawab dalam mengatasi masalah anak dan perempuan," katanya.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Garut, Ahmad mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan PKBI Garut itu sebagai bentuk komitmen PKBI dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah segala tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan.

"Semua itu perlu adanya kebersamaan antara pemerintah, masyarakat dan pers," katanya.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018