Bandung (Antaranews Jabar) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat mengklaim pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu unggul atas pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul berdasarkan hasil hitung cepat internal.
"Perhitungan kami, kami menang. Tapi untuk menjaga demokrasi, kami akan terus mengawal dan menunggu hasil resmi," ujar Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi di Bandung, Kamis.
Menurut dia, Gerindra menerjunkan dua tim untuk melakukan dua survei internal. Hasil survei pertama, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum meraih 30,44 persen, TB Hasanuddin-Anton Charliyan 12,88 persen, Sudrajat-Syaikhu 30,69 persen dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 25,99 persen.
Hasil dari survei tim kedua, Emil-Uu 30,6 persen, Hasanuddin-Anton 13,66 persen, Sudrajat-Syaikhu 31,72 persen, dan Deddy-Dedi 24.02 persen. Jumlah sampel sebanyak 1.200 TPS dan margin of error 5 persen pada confidence level 99 persen.
"Meski kami juga punya hasil quick count, tapi kami tidak mengklaim kemenangan. Kita bukan tidak ingin kalah, tapi penting bagi kita untuk mengcounter opini-opini yang sedang jalan," kata dia.
Sementara itu, dari hasil beberapa penghitungan cepat beberapa lembaga survei, menempatkan Emil-Uu di posisi pertama, Sudrajat-Syaikhu diposisi kedua, Deddy-Dedi ketiga, dan Hasanuddin-Anton paling buncit.
Seperti pada hitung cepat dari Litbang Kompas, Emil-Uu memperoleh 32,54 persen, Hasanuddin-Anton 12,2 persen, Sudrajat-Syaikhu 29,53 persen dan Deddy-Dedi 25,72 persen.
Kemudian SMRC, Emil-Uu memperoleh 32,26 persen, Hasanuddin-Anton 12,77 persen, Sudrajat-Syaikhu, 29,58 persen dan Deddy-Dedi 25,38 persen.
Meski dinyatakan unggul berdasarkan hasil dari beberapa lembaga survei lain, kata dia, Gerindra menolaknya.
Ia menilai ada beberapa faktor yang dianggap janggal dari lembaga survei itu, salah satunya jumlah sampel penelitian TPS yang dianggap masih belum cukup untuk dijadikan rujukan.
"Hasil survei mereka, kita tidak tanggapi apapun hasilnya," katanya.
Dia mengajak para kader dan pendukung optimistis akan kemenangan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu hingga hitungan resmi KPU keluar.
"Untuk menjaga demokrasi, kami akan terus mengawal dan menunggu hasil resmi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Perhitungan kami, kami menang. Tapi untuk menjaga demokrasi, kami akan terus mengawal dan menunggu hasil resmi," ujar Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi di Bandung, Kamis.
Menurut dia, Gerindra menerjunkan dua tim untuk melakukan dua survei internal. Hasil survei pertama, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum meraih 30,44 persen, TB Hasanuddin-Anton Charliyan 12,88 persen, Sudrajat-Syaikhu 30,69 persen dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 25,99 persen.
Hasil dari survei tim kedua, Emil-Uu 30,6 persen, Hasanuddin-Anton 13,66 persen, Sudrajat-Syaikhu 31,72 persen, dan Deddy-Dedi 24.02 persen. Jumlah sampel sebanyak 1.200 TPS dan margin of error 5 persen pada confidence level 99 persen.
"Meski kami juga punya hasil quick count, tapi kami tidak mengklaim kemenangan. Kita bukan tidak ingin kalah, tapi penting bagi kita untuk mengcounter opini-opini yang sedang jalan," kata dia.
Sementara itu, dari hasil beberapa penghitungan cepat beberapa lembaga survei, menempatkan Emil-Uu di posisi pertama, Sudrajat-Syaikhu diposisi kedua, Deddy-Dedi ketiga, dan Hasanuddin-Anton paling buncit.
Seperti pada hitung cepat dari Litbang Kompas, Emil-Uu memperoleh 32,54 persen, Hasanuddin-Anton 12,2 persen, Sudrajat-Syaikhu 29,53 persen dan Deddy-Dedi 25,72 persen.
Kemudian SMRC, Emil-Uu memperoleh 32,26 persen, Hasanuddin-Anton 12,77 persen, Sudrajat-Syaikhu, 29,58 persen dan Deddy-Dedi 25,38 persen.
Meski dinyatakan unggul berdasarkan hasil dari beberapa lembaga survei lain, kata dia, Gerindra menolaknya.
Ia menilai ada beberapa faktor yang dianggap janggal dari lembaga survei itu, salah satunya jumlah sampel penelitian TPS yang dianggap masih belum cukup untuk dijadikan rujukan.
"Hasil survei mereka, kita tidak tanggapi apapun hasilnya," katanya.
Dia mengajak para kader dan pendukung optimistis akan kemenangan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu hingga hitungan resmi KPU keluar.
"Untuk menjaga demokrasi, kami akan terus mengawal dan menunggu hasil resmi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018