Cianjur (Antaranews Jabar)- Ratusan kepala keluarga warga Desa Gelarpawitan, Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa menantang maut untuk beraktifitas karena melintas di jembatan yang sudah tidak layak.

Pasalnya jembatan gantung dengan lebar 1,5 meter dan panjang 50 meter itu, kondisinya sudah sangat tua, tiang penyangga berikut kawat seling sudah berkarat, ditambah papan landasan jembatan sudah banyak yang pada patah.

"Jembatan gantung ini menghubungkan pusat pemerintahan desa dengan beberapa wilayah seperti Kampung Cipicung, Cisuren, Cipada, Cicangah, Cipacet, Tanjung dan antar kecamatan," kata Uus tokoh warga saat dihubungi Kamis.

Sejak beberapa tahun terakhir, aktivitas warga terganggu terutama perekonomian serta siswa SD dan SMP yang biasa menggunakan jembatan untuk pulang dan pergi sekolah tidak lagi berani menyebrang dan memilih jalan memutar.

"Sudah pasti dengan jarak tempuh lebih jauh dan menghabiskan waktu tiga kali lipat dibandingkan melalui jembatan gantung. Sehingga ratusan anak sekolah dari desa kami sering terlambat masuk sekolah," katanya.

Selama ini, ungkap dia, jembatan gantung Cipicung menjadi penunjang warga untuk beraktifitas termasuk bepergian ke desa atau kecamatan lain termasuk menjual hasil buminya ke kota.

"Kondisi jembatan yang dipaksakan untuk dilalui sangat beresiko, namun warga tidak memiliki pilihan lain arena jalan memutar memakan waktu hingga 3 jam dibandingkan meleati jembatan yang hanya 1 jam untuk sampai ke desa tetangga," katanya.

Ia menambahkan, rusaknya jembatan tidak hanya dialami Jembatan Cipicung, namun hal yang sama dialami jembatan lain seperti Jembatan gantung Cipada dan Cicangah yang kondisinya sudha tidak layak dilalui.

Warga berharap pemerintah memberikan perhatian dengan membangun jembatan tersebut karena selama ini jembatan tersebut menjadi fasilitas yang vital bagi ribuan warga di wilayah tersebut.

"Harapan kami dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera memperbaiki jembatan yang rusak tersebut, angan sampai menunggu korban jiwa baru diperbaiki," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018