Cianjur (Antaranews Jabar)- Warga di sempadan sungai Cianjur, Jawa Barat, berharap Pemkab Cianjur, segera melakukan penindakan dan penertiban bangunan liar sebagai antisipasi terjadinya banjir susulan yang hingga saat ini menghantui warga.
Hoerul (24) seorang warga pada wartawan Senin, mengatakan, warga di titik terdampak banjir seringkali berjaga jika hujan deras mengguyur Cianjur karena dikhawatirkan ada banjir susulan dengan debit kecil atau lebih besar dari sebelumnya.
"Kejadian kemarin membuat warga khawatir, apalagi kalau hujan turunnya malam. Mau tidak mau ada yang bergadang untuk memastikan tidak ada banjir. Barang-barang sudah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi kalau ada hujan," katanya.
Meskipun rumah mereka berada belasan meter dari bibir sungai, namun sempat terkena dampak yang cukup berat, akibatnya dokumen penting dan barang-barang terbawa hanyut dan sebagian besar barang eletronik rusak terendam air.
"Selama puluhan tahun orangtua saya tinggal di sini, belum pernah ada banjir sampai ke rumah saya. Apalagi air dari sungai Cianjur dan anak sungainya sampai meluap, paling hanya sampai tepi jalan tidak sampai ke perkampungan," katanya.
Hal senada terucap dari Iyan Sunardi ketua RW 014, Kelurahan Sayang, dia menjelaskan warga di lingkungan Gang Rinjani masih khawatir datangnya banjir susulan terutama ketika hujan turun menjelang malam.
Pihaknya mendorong pemerintah untuk menertibkan bangunan liar yang melanggar aturan garis sempadan sungai agar lebar sungai kembali normal dan tidak ada lagi banjir bandang yang menghantui warga.
"Kami mendukung tindakan tegas pemda untuk menertibkan bangunan liar yang mempersempit sungai. Harapan kami penertiban segera dilakukan agar warga dapat hidup dengan tenang," katanya.
Sementara Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, pihaknya telah memantau ke sejumlah titik di sempadan Sungai Cianjur, ternyata ada penyempitan dan pelanggaran garis sempadan meskipun memiliki izin. Akibatnya fungsi sungai untuk ruang penyalur air tidak maksimal dari hulur sampai ke hilir. Sehingga
pemerintah sudah pernah melakukan upaya penertiban, hingga mengeluarkan beberapa surat peringatan, namun warga bersikukuh untuk menetap.
"Bisa dirasakan dalam kondisi banjir kemarin, debit air besar sementara sungai menyempit. Ini menjadi momentum untuk penertiban secara tegas, demi keselamatan warga, namun harapan kami warga dengan sendirinya sadar untuk menertiban bangunan miliknya," kata Herman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Hoerul (24) seorang warga pada wartawan Senin, mengatakan, warga di titik terdampak banjir seringkali berjaga jika hujan deras mengguyur Cianjur karena dikhawatirkan ada banjir susulan dengan debit kecil atau lebih besar dari sebelumnya.
"Kejadian kemarin membuat warga khawatir, apalagi kalau hujan turunnya malam. Mau tidak mau ada yang bergadang untuk memastikan tidak ada banjir. Barang-barang sudah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi kalau ada hujan," katanya.
Meskipun rumah mereka berada belasan meter dari bibir sungai, namun sempat terkena dampak yang cukup berat, akibatnya dokumen penting dan barang-barang terbawa hanyut dan sebagian besar barang eletronik rusak terendam air.
"Selama puluhan tahun orangtua saya tinggal di sini, belum pernah ada banjir sampai ke rumah saya. Apalagi air dari sungai Cianjur dan anak sungainya sampai meluap, paling hanya sampai tepi jalan tidak sampai ke perkampungan," katanya.
Hal senada terucap dari Iyan Sunardi ketua RW 014, Kelurahan Sayang, dia menjelaskan warga di lingkungan Gang Rinjani masih khawatir datangnya banjir susulan terutama ketika hujan turun menjelang malam.
Pihaknya mendorong pemerintah untuk menertibkan bangunan liar yang melanggar aturan garis sempadan sungai agar lebar sungai kembali normal dan tidak ada lagi banjir bandang yang menghantui warga.
"Kami mendukung tindakan tegas pemda untuk menertibkan bangunan liar yang mempersempit sungai. Harapan kami penertiban segera dilakukan agar warga dapat hidup dengan tenang," katanya.
Sementara Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, pihaknya telah memantau ke sejumlah titik di sempadan Sungai Cianjur, ternyata ada penyempitan dan pelanggaran garis sempadan meskipun memiliki izin. Akibatnya fungsi sungai untuk ruang penyalur air tidak maksimal dari hulur sampai ke hilir. Sehingga
pemerintah sudah pernah melakukan upaya penertiban, hingga mengeluarkan beberapa surat peringatan, namun warga bersikukuh untuk menetap.
"Bisa dirasakan dalam kondisi banjir kemarin, debit air besar sementara sungai menyempit. Ini menjadi momentum untuk penertiban secara tegas, demi keselamatan warga, namun harapan kami warga dengan sendirinya sadar untuk menertiban bangunan miliknya," kata Herman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018