Bandung  (Antaranews Jabar) - Pengamat menilai program yang ditawarkan pasangan  urut dua Pilwalkot Bandung, Yossi Irianto-Aries Supriatna, pada acara debat yang digelar KPU Kota Bandung, Minggu (25/3) malam  lebih jelas dan konkret dibandingkan pasangan calon lainnya.

"Saya menilai dari berbagai aspek pasangan Yossi-Aries unggul dari paslon lainnya, Nurul-Ruli (nomor urut satu) dan Oded-Yana (nomor urut tiga)," kata Pengamat Ilmu Politik dan Pemerintahan dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf, di Bandung, Senin.
 
Menurut dia, Pasangan Yossi-Aries sangat menguasai substansi materi debat kandidat dibandingkan pasangan calon lainnya. Nomor satu mengambang. Yang nomor tiga, tampak grogi alias demam panggung.

Pasangan Yossi-Aries, menurut Asep, lebih memahami persoalan-persoalan di Kota Bandung dan menjelaskan solusi-solusi atau konsep program yang ditawarkan pasangan yang membawa jargon Bandung Hebat dan Ringkas (Hebring) itu pun lebih matang dan konkret.

Dia mengatakan perpaduan Yossi yang merupakan seorang Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung dan Aries yang merupakan anggota DPRD Kota Bandung menjadi nilai plus.

Selain itu, keduanya sangat menguasai persoalan, mengetahui peluang dan modal yang dimiliki Kota Bandung dan mengetahui bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.

"Tadi malam Pak Aries sebagai wakil juga bagus. Dia berani "menyerang" dua pasangan lain. Tapi itu masih normal. Secara substansi dan tawaran program, memang paslon nomor dua sangat bagus dan matang," kata dia.

Acara debat publik yang digelar KPU tersebut, kata Asep, seharusnya dimanfaatkan seluruh paslon untuk menampilkan performa terbaik dan menawarkan program-program serta konsep pembangunan agar mereka meraih simpati masyarakat Kota Bandung.

Akan tetapi dalam acara debat semalam, Asep melihat seluruh paslon belum tampil all out dan efektif dalam menyampaikan gagasan-gagasan, pemikiran-pemikiran serta program-program yang ditawarkan kepada masyarakat.

Hal itu, kata Asep, salah satunya disebabkan karena mereka kurang menguasai pola komunikasi politik yang efektif. 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018