Indramayu (Antaranews Jabar) - Bupati Indramayu Anna Sophanah mengatakan, PT Pertamina tengah menangani semburan gas liar di Desa Pagedangan dan Sukaperna Kecamatan Tukdana, dan berharap masyarakat tidak terprovokasi isu tidak benar tekait semburan gas tersebut.
"Semburan gas saat ini tengah ditangani oleh Pertamina. Untuk itu semua pihak harus bisa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak luar," kata Anna Sophanah, di Indramayu, Kamis.
Bupati meninjau semburan gas yang ada di samping rumah warga. Walaupun kandungan gas yang keluar tidak berbahaya, kata Anna, semua pihak harus tetap waspada, terlebih beberapa warga mengaku sempat mengalami pusing-pusing. Gas tersebut juga mudah terbakar.
"Semburan gas yang keluar pada akhir 2017 tersebut harus menjadikan semua pihak lebih waspada terhadap datangnya bencana yang setiap saat bisa mengintai kapanpun," tuturnya.
Sementara itu Camat Tukdana Basuni mengatakan di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) semua pihak telah bertindak untuk mengurangi resiko semburan gas tersebut.
Salah satunya, kata dia, yakni dengan mendirikan posko di Desa Sukaperna yang memudahkan semua pihak untuk melakukan koordinasi.
"Selain mendirikan posko, warga juga diberikan pengobatan gratis dan bantuan sembako dari BPBD dan Dinas Ketahanan Pangan," katanya.
Kepala Legal and Relations Pertamina Jatibarang Ery Ridwan mengatakan semua pihak telah turun untuk melihat semburan gas tersebut dan pihaknya hanya membantu dengan mengerjakan upaya pengurangan semburan gas.
"Dengan cara akan mengalirkan ke saluran gas rawa yang dimiliki oleh Pertamina dengan kedalaman antara 100-300 meter," kata Ery.
"Kita melubangi saluran gas ini dengan harapan gas tersebut bisa ketarik ke dalam. Namun jika tidak bisa, akan dilakukan modifikasi atau dengan menyalurkannya kemudian dilakukan pembakaran dengan membuat flare," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Semburan gas saat ini tengah ditangani oleh Pertamina. Untuk itu semua pihak harus bisa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak luar," kata Anna Sophanah, di Indramayu, Kamis.
Bupati meninjau semburan gas yang ada di samping rumah warga. Walaupun kandungan gas yang keluar tidak berbahaya, kata Anna, semua pihak harus tetap waspada, terlebih beberapa warga mengaku sempat mengalami pusing-pusing. Gas tersebut juga mudah terbakar.
"Semburan gas yang keluar pada akhir 2017 tersebut harus menjadikan semua pihak lebih waspada terhadap datangnya bencana yang setiap saat bisa mengintai kapanpun," tuturnya.
Sementara itu Camat Tukdana Basuni mengatakan di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) semua pihak telah bertindak untuk mengurangi resiko semburan gas tersebut.
Salah satunya, kata dia, yakni dengan mendirikan posko di Desa Sukaperna yang memudahkan semua pihak untuk melakukan koordinasi.
"Selain mendirikan posko, warga juga diberikan pengobatan gratis dan bantuan sembako dari BPBD dan Dinas Ketahanan Pangan," katanya.
Kepala Legal and Relations Pertamina Jatibarang Ery Ridwan mengatakan semua pihak telah turun untuk melihat semburan gas tersebut dan pihaknya hanya membantu dengan mengerjakan upaya pengurangan semburan gas.
"Dengan cara akan mengalirkan ke saluran gas rawa yang dimiliki oleh Pertamina dengan kedalaman antara 100-300 meter," kata Ery.
"Kita melubangi saluran gas ini dengan harapan gas tersebut bisa ketarik ke dalam. Namun jika tidak bisa, akan dilakukan modifikasi atau dengan menyalurkannya kemudian dilakukan pembakaran dengan membuat flare," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018