Antaranews Jabar - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menyatakan, pembangunan sekolah harus kuat sesuai standar pemerintah agar tidak mudah rusak juga tahan dari ancaman bencana gempa bumi.
"Makanya untuk berikutnya semua bangunan sekolah itu harus menggunakan standar gempa yang ada di masing-masing wilayah," kata Muhadjir usai meninjau bangunan sekolah rusak akibat gempa di SMK Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.
Harapan menteri tersebut setelah melihat dan mendapatkan laporan banyaknya kondisi bangunan sekolah yang rusak akibat guncangan gempa berkekuatan 6.9 skala richter di Barat Daya Tasikmalaya, Jumat (15/12).
Menurut dia, bangunan yang ambruk saat ini karena disebabkan bencana alam, bukan karena masalah konstruksi sekolah.
"Bukan ambruk dalam arti alasan konstruksi, tapi memang ini ada malapetaka," katanya.
Terkait pembangunan yang ambruk di SMK Negeri 3 Tasikmalaya tidak sesuai standar yang ditentukan, Muhadjir mengaku belum mengetahuinya, karena standarisasi pembangunan setiap waktu berbeda-beda.
"Ini (standar bangunan) saya belum tahu, bisa jadi karena dulu belum, dan waktu ke waktu berubah," katanya.
Ia menegaskan, perlu adanya standarisasi bangunan sekolah yang tahan gempa di masing-masing daerah.
Terkait perlu ada regulasi dalam standarisasi itu, kata dia, tidak perlu, cukup konsultan bangunannya untuk tingkat SD dan SMP dari SMK yang memiliki jurusan bangunan, sedangkan SMA/SMK oleh perguruan tinggi.
"Pembangunannya swakelola, nanti gotong royong pihak sekolah turun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Makanya untuk berikutnya semua bangunan sekolah itu harus menggunakan standar gempa yang ada di masing-masing wilayah," kata Muhadjir usai meninjau bangunan sekolah rusak akibat gempa di SMK Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.
Harapan menteri tersebut setelah melihat dan mendapatkan laporan banyaknya kondisi bangunan sekolah yang rusak akibat guncangan gempa berkekuatan 6.9 skala richter di Barat Daya Tasikmalaya, Jumat (15/12).
Menurut dia, bangunan yang ambruk saat ini karena disebabkan bencana alam, bukan karena masalah konstruksi sekolah.
"Bukan ambruk dalam arti alasan konstruksi, tapi memang ini ada malapetaka," katanya.
Terkait pembangunan yang ambruk di SMK Negeri 3 Tasikmalaya tidak sesuai standar yang ditentukan, Muhadjir mengaku belum mengetahuinya, karena standarisasi pembangunan setiap waktu berbeda-beda.
"Ini (standar bangunan) saya belum tahu, bisa jadi karena dulu belum, dan waktu ke waktu berubah," katanya.
Ia menegaskan, perlu adanya standarisasi bangunan sekolah yang tahan gempa di masing-masing daerah.
Terkait perlu ada regulasi dalam standarisasi itu, kata dia, tidak perlu, cukup konsultan bangunannya untuk tingkat SD dan SMP dari SMK yang memiliki jurusan bangunan, sedangkan SMA/SMK oleh perguruan tinggi.
"Pembangunannya swakelola, nanti gotong royong pihak sekolah turun," katanya.
Editor : Ajat Sudrajat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017