antarajabar - Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jawa Barat optimistis target kunjungan 50 juta wisatawan asing dan domestik ke Jawa Barat akan terpenuhi jika Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Majalengka, beroperasi pada tahun 2018.
"Target kami di tahun 2018 nanti untuk wisnus (wisatawan nusantara) yakni empat puluh delapan juta, tapi saya yakin itu akan lebih. Sedangkan untuk wisatawan asing diperkirakan sekitar satu juta tujuh tujuh ratus lima puluh ribu. Jadi ya sekitar (50 juta) segitu," kata Kadisparbud Jabar Ida Hernida, di Bandung, Jumat.
Menurut dia, jumlah tersebut tidaklah berlebihan mengingat pada 2017 saja (atau sampai November) jumlah wisatawan yang memilih Jawa Barat sebagai tujuan berlibur hampir menyentuh angka 46 juta. Jumlah tersebut merupakan target wisnus 2017.
Adapun untuk turis mancanegara sepertinya belum menyentuh genap angka satu juta wisatawan sampai awal Desember ini.
"Untuk wisatawan asing baru 600 ribu per November. Tapi ini akan bertambah karena libur Natal dan Tahun Baru," katanya.
Dia menyadari, pariwisata sangatlah penting untuk terus digenjot, mengingat sektor ini bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi sekaligus berperan sebagai sumber utama pendapatan negara.
Data dari Bank Indonesia (BI) pada 2016 menyebutkan, di Jawa Barat kontribusi pariwisata terhadap ekonomi dalam sektor perdagangan, akomodasi dan restoran mencapai Rp33 triliun dan bahkan secara nasional pariwisata menyumbang devisa terbesar setelah sektor lainnya, misalnya migas.
"Dengan adanya BIJB sektor pariwisata adalah yang paling diuntungkan. Saya optimistis dengan hadirnya bandara ini wisatawan akan terdongkrak. Karena salah satu faktor terdongkraknya wisatawan khususnya mancanegara adalah dengan adanya penerbangan langsung (direct flight)," ujar Ida.
"Estimasi saya kalau satu bulan ada 11 ribu-12 ribu (wisatawan) dan mereka tiga hari di Jabar satu orangnya menghabiskan Rp1 juta. Coba berapa perbulannya? Pelebaran uang di masyarakat sudah bisa diperhitungkan dan ini tentu menguntungkan untuk ekonomi kita khususnya di Jawa Barat," lanjut Ida.
Dia menambahkan, potensi Jawa Barat yang dianugerahi keindahan alam memang harus bisa dimanfaatkan baik oleh pemerintah selaku regulator. Sarana prasarana pendukung hadirnya Bandara Kertajati yang akan menjadi gerbang baru Jawa Barat ini harus dimaksimalkan mengingat bandara merupakan etalase pariwisata daerah.
"Sekarang siapa yang tidak mau berlibur ke Jawa Barat dengan banyaknya keindahan alam yang dimiliki. Dengan adanya bandara ini saya sangat optimis sektor inilah yang paling diuntungkan," kata Ida.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Target kami di tahun 2018 nanti untuk wisnus (wisatawan nusantara) yakni empat puluh delapan juta, tapi saya yakin itu akan lebih. Sedangkan untuk wisatawan asing diperkirakan sekitar satu juta tujuh tujuh ratus lima puluh ribu. Jadi ya sekitar (50 juta) segitu," kata Kadisparbud Jabar Ida Hernida, di Bandung, Jumat.
Menurut dia, jumlah tersebut tidaklah berlebihan mengingat pada 2017 saja (atau sampai November) jumlah wisatawan yang memilih Jawa Barat sebagai tujuan berlibur hampir menyentuh angka 46 juta. Jumlah tersebut merupakan target wisnus 2017.
Adapun untuk turis mancanegara sepertinya belum menyentuh genap angka satu juta wisatawan sampai awal Desember ini.
"Untuk wisatawan asing baru 600 ribu per November. Tapi ini akan bertambah karena libur Natal dan Tahun Baru," katanya.
Dia menyadari, pariwisata sangatlah penting untuk terus digenjot, mengingat sektor ini bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi sekaligus berperan sebagai sumber utama pendapatan negara.
Data dari Bank Indonesia (BI) pada 2016 menyebutkan, di Jawa Barat kontribusi pariwisata terhadap ekonomi dalam sektor perdagangan, akomodasi dan restoran mencapai Rp33 triliun dan bahkan secara nasional pariwisata menyumbang devisa terbesar setelah sektor lainnya, misalnya migas.
"Dengan adanya BIJB sektor pariwisata adalah yang paling diuntungkan. Saya optimistis dengan hadirnya bandara ini wisatawan akan terdongkrak. Karena salah satu faktor terdongkraknya wisatawan khususnya mancanegara adalah dengan adanya penerbangan langsung (direct flight)," ujar Ida.
"Estimasi saya kalau satu bulan ada 11 ribu-12 ribu (wisatawan) dan mereka tiga hari di Jabar satu orangnya menghabiskan Rp1 juta. Coba berapa perbulannya? Pelebaran uang di masyarakat sudah bisa diperhitungkan dan ini tentu menguntungkan untuk ekonomi kita khususnya di Jawa Barat," lanjut Ida.
Dia menambahkan, potensi Jawa Barat yang dianugerahi keindahan alam memang harus bisa dimanfaatkan baik oleh pemerintah selaku regulator. Sarana prasarana pendukung hadirnya Bandara Kertajati yang akan menjadi gerbang baru Jawa Barat ini harus dimaksimalkan mengingat bandara merupakan etalase pariwisata daerah.
"Sekarang siapa yang tidak mau berlibur ke Jawa Barat dengan banyaknya keindahan alam yang dimiliki. Dengan adanya bandara ini saya sangat optimis sektor inilah yang paling diuntungkan," kata Ida.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017