antarajabar - Sebanyak 5.312 kepala desa (kades) dan 645 lurah se-Jawa Barat akan berkumpul untuk mengikuti agenda Jambore Desa (Jade), yang akan dilaksanakan dari pada 11-12 Desember 2017 di Desa Pasirsari, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.
Total peserta yang diprediksi hadir diperkirakan 6.660 orang ini akan mengikuti acara "Riungan Desa" dan Dialog Spesial bersama tiga menteri dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta Wakil Gubernur Deddy Mizwar.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat (DPM) Desa Provinsi Jawa Barat yang juga sebagai Ketua Panitia Jade 2017 Ade Afriandi dalam siaran persnya, Kamis, mengatakan Jade merupakan "event" terbesar kali pertama yang pernah diselenggarakan di Indonesia.
Jade, kata Ade, merupakan upaya pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan di Jawa Barat, khususnya pembinaan dalam pelaporan bantuan keuangan infrastruktur pedesaan dan tunjangan penghasilan aparatur desa.
"Dari 2014 hingga 2017 ini seluruh kepala desa diberikan bantuan. Saat jambore nanti, mereka diminta untuk melaporkan hasil bantuan yang sudah diberikan dalam rentang waktu tiga tahun tersebut, termasuk melaporkan kendala dalam pelaksanaannya," kata Ade.
Ade menjelaskan selama periode 2008 hingga 2018 telah terjadi transformasi kebijakan pembinaan pembangunan desa di Jawa Barat, salah satu bentuk transformasi tersebut yakni kebijakan bantuan keuangan untuk pembangunan infrastruktur perdesaan dan tunjangan penghasilan aparatur pemerintah desa untuk seluruh desa di Jawa Barat.
Sejalan dengan kebijakan Pemprov Jabar tersebut, serta lahirnya kebijakan dana desa bersumber APBN mulai 2015 hingga sekarang, perhatian kebijakan terhadap kelurahan pun boleh dianggap belum mendapat sentuhan serius dari pemerintah.
"Sehingga kelurahan beranggapan dianaktirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Padahal kelurahan memiliki posisi strategis dalam pelayanan publik maupun pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Untuk itulah, kata dia, selain dalam upaya pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan, khususnya untuk pembinaan pelaporan penggunaan bantuan keuangan infrastruktur pedesaan, Jade ini sebagai wadah untuk mencari rumusan solusi permasalahan pembinaan kelurahan.
Ade menuturkan panitia tidak menyediakan anggaran akomodasi untuk peserta.
Ia meminta partisipasi kades dan lurah untuk bergotong royong antarsesama, bahu membahu selama satu hari berkumpul di Jambore Desa.
Mengingat, pentingnya acara tersebut bagi kepala desa dan lurah.
Menurut dia, Desa Pasir Sari ditunjuk menjadi lokasi Jade 2017 karena desa tersebut merupakan desa terbaik se-Jawa Barat dan masuk 5 besar desa terbaik tingkat nasional tahun 2017.
Penempatan di sana, tutur Ade, menjadi salah satu bentuk pembinaan Desa Pasir Sari.
"Mereka dipacu untuk mempertahankan prestasinya, sebab ribuan mata kades akan bercermin pada Desa Pasir Sari," katanya.
Sasaran peserta yang mengikuti Jade 2017 ini yakni 5.312 kepala desa dan 645 lurah. Dinas PMD kabupaten dan perangkat daerah yang membidangi pembinaan kelurahan di Pemda Kota sebanyak 18 kabupaten dan 9 kota. Hadir juga perwakilan Dinas PMD provinsi di Indonesia yang diwakili provinsi dari wilayah I hingga IV.
"Juga tenaga ahli dan pendamping desa di Jawa Barat sebanyak 250 orang. Mereka nanti berdialog dalam satu acara yang kami namakan Riungan Desa dan hasil dari riungan itu didiskusikan dalam Dialog Spesial bersama Pak Gubernur dan Menteri," ujarnya.
Riungan atau Focus Group Discussion (FGD) kades dan lurah dengan narasumber dua orang kepala desa berprestasi serta dua orang lurah berprestasi. Mereka akan berbagi terobosan dan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa, serta pelayanan fungsi pemerintahan.
Narasumber Riungan Desa tersebut yakni Kepala Desa Pasirsari Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi sebagai Kades Berprestasi Jawa Barat, Kepala Desa Karanglo, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah sebagai Kepala desa berprestasi tingkat nasional.
Serta Lurah Tebing Tinggi, Kota Tebing Tinggi sebagai lurah berprestasi tingkat nasional/wilayah I Provinsi Sumatera Utara dan Lurah Rewarangga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai lurah berprestasi tingkat nasional/wilayah IV Provinsi NTT.
Riungan diikuti oleh unsur Pemerintah Provinsi se-Indonesia, DPMD Kabupaten se-Jawa Barat, OPD Bidang Pembinaan Kelurahan Pemda Kota se-Jawa Barat, Camat se-Kabupaten Bekasi.
Sejumlah kegiatan acara akan mengisi pertemuan para kades selama dua hari itu. Acara berupa kegiatan defile dan pembukaan Jade 2017, lomba cepat tepat implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pameran inovasi desa dan kelurahan berprestasi tingkat Jawa Barat, pameran produk ekonomi pedesaan dan teknologi tepat guna (TTG).
"Ada juga ngaliwet kades dan lurah bareng gubernur dan wakil gubernur. Serta Riungan kades dan lurah dengan tema Saling Berbagi Inovasi. Dilanjutkan dengan Dialog Spesial," paparnya.
Jambore Desa yang disingkat menjadi Jade memiliki arti dalam Bahasa Inggris sebagai "Batu Mulia". Batu dan Mulia berarti batu sebagai benda keras (bukan logam) yang berasal dari bumi/tanah, salah satu fungsi yang sangat penting untuk pondasi sebuah konstruksi. Mulia memiliki makna tinggi (kedudukan, pangkat, martabat) atau luhur (budi pekerti atau hati).
Oleh karena itu, Jambore Desa disebut "Jade" dimaknai peranan pemerintah desa dan kelurahan serta kelembagaan di desa dan kelurahan dalam membangun wilayahnya merupakan pondasi kekuatan NKRI, dan tugas memberdayakan masyarakat desa dan kelurahan merupakan tugas yang sangat mulia yang dilakukan oleh pemerintahan desa serta kelembagaan di desa dan kelurahan.
Tema Kegiatan JaDe adalah Bersatu Membangun Desa-Kelurahan, Bersinergi Membangun dari Pinggiran.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Total peserta yang diprediksi hadir diperkirakan 6.660 orang ini akan mengikuti acara "Riungan Desa" dan Dialog Spesial bersama tiga menteri dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta Wakil Gubernur Deddy Mizwar.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat (DPM) Desa Provinsi Jawa Barat yang juga sebagai Ketua Panitia Jade 2017 Ade Afriandi dalam siaran persnya, Kamis, mengatakan Jade merupakan "event" terbesar kali pertama yang pernah diselenggarakan di Indonesia.
Jade, kata Ade, merupakan upaya pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan di Jawa Barat, khususnya pembinaan dalam pelaporan bantuan keuangan infrastruktur pedesaan dan tunjangan penghasilan aparatur desa.
"Dari 2014 hingga 2017 ini seluruh kepala desa diberikan bantuan. Saat jambore nanti, mereka diminta untuk melaporkan hasil bantuan yang sudah diberikan dalam rentang waktu tiga tahun tersebut, termasuk melaporkan kendala dalam pelaksanaannya," kata Ade.
Ade menjelaskan selama periode 2008 hingga 2018 telah terjadi transformasi kebijakan pembinaan pembangunan desa di Jawa Barat, salah satu bentuk transformasi tersebut yakni kebijakan bantuan keuangan untuk pembangunan infrastruktur perdesaan dan tunjangan penghasilan aparatur pemerintah desa untuk seluruh desa di Jawa Barat.
Sejalan dengan kebijakan Pemprov Jabar tersebut, serta lahirnya kebijakan dana desa bersumber APBN mulai 2015 hingga sekarang, perhatian kebijakan terhadap kelurahan pun boleh dianggap belum mendapat sentuhan serius dari pemerintah.
"Sehingga kelurahan beranggapan dianaktirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Padahal kelurahan memiliki posisi strategis dalam pelayanan publik maupun pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Untuk itulah, kata dia, selain dalam upaya pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan, khususnya untuk pembinaan pelaporan penggunaan bantuan keuangan infrastruktur pedesaan, Jade ini sebagai wadah untuk mencari rumusan solusi permasalahan pembinaan kelurahan.
Ade menuturkan panitia tidak menyediakan anggaran akomodasi untuk peserta.
Ia meminta partisipasi kades dan lurah untuk bergotong royong antarsesama, bahu membahu selama satu hari berkumpul di Jambore Desa.
Mengingat, pentingnya acara tersebut bagi kepala desa dan lurah.
Menurut dia, Desa Pasir Sari ditunjuk menjadi lokasi Jade 2017 karena desa tersebut merupakan desa terbaik se-Jawa Barat dan masuk 5 besar desa terbaik tingkat nasional tahun 2017.
Penempatan di sana, tutur Ade, menjadi salah satu bentuk pembinaan Desa Pasir Sari.
"Mereka dipacu untuk mempertahankan prestasinya, sebab ribuan mata kades akan bercermin pada Desa Pasir Sari," katanya.
Sasaran peserta yang mengikuti Jade 2017 ini yakni 5.312 kepala desa dan 645 lurah. Dinas PMD kabupaten dan perangkat daerah yang membidangi pembinaan kelurahan di Pemda Kota sebanyak 18 kabupaten dan 9 kota. Hadir juga perwakilan Dinas PMD provinsi di Indonesia yang diwakili provinsi dari wilayah I hingga IV.
"Juga tenaga ahli dan pendamping desa di Jawa Barat sebanyak 250 orang. Mereka nanti berdialog dalam satu acara yang kami namakan Riungan Desa dan hasil dari riungan itu didiskusikan dalam Dialog Spesial bersama Pak Gubernur dan Menteri," ujarnya.
Riungan atau Focus Group Discussion (FGD) kades dan lurah dengan narasumber dua orang kepala desa berprestasi serta dua orang lurah berprestasi. Mereka akan berbagi terobosan dan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa, serta pelayanan fungsi pemerintahan.
Narasumber Riungan Desa tersebut yakni Kepala Desa Pasirsari Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi sebagai Kades Berprestasi Jawa Barat, Kepala Desa Karanglo, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah sebagai Kepala desa berprestasi tingkat nasional.
Serta Lurah Tebing Tinggi, Kota Tebing Tinggi sebagai lurah berprestasi tingkat nasional/wilayah I Provinsi Sumatera Utara dan Lurah Rewarangga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai lurah berprestasi tingkat nasional/wilayah IV Provinsi NTT.
Riungan diikuti oleh unsur Pemerintah Provinsi se-Indonesia, DPMD Kabupaten se-Jawa Barat, OPD Bidang Pembinaan Kelurahan Pemda Kota se-Jawa Barat, Camat se-Kabupaten Bekasi.
Sejumlah kegiatan acara akan mengisi pertemuan para kades selama dua hari itu. Acara berupa kegiatan defile dan pembukaan Jade 2017, lomba cepat tepat implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pameran inovasi desa dan kelurahan berprestasi tingkat Jawa Barat, pameran produk ekonomi pedesaan dan teknologi tepat guna (TTG).
"Ada juga ngaliwet kades dan lurah bareng gubernur dan wakil gubernur. Serta Riungan kades dan lurah dengan tema Saling Berbagi Inovasi. Dilanjutkan dengan Dialog Spesial," paparnya.
Jambore Desa yang disingkat menjadi Jade memiliki arti dalam Bahasa Inggris sebagai "Batu Mulia". Batu dan Mulia berarti batu sebagai benda keras (bukan logam) yang berasal dari bumi/tanah, salah satu fungsi yang sangat penting untuk pondasi sebuah konstruksi. Mulia memiliki makna tinggi (kedudukan, pangkat, martabat) atau luhur (budi pekerti atau hati).
Oleh karena itu, Jambore Desa disebut "Jade" dimaknai peranan pemerintah desa dan kelurahan serta kelembagaan di desa dan kelurahan dalam membangun wilayahnya merupakan pondasi kekuatan NKRI, dan tugas memberdayakan masyarakat desa dan kelurahan merupakan tugas yang sangat mulia yang dilakukan oleh pemerintahan desa serta kelembagaan di desa dan kelurahan.
Tema Kegiatan JaDe adalah Bersatu Membangun Desa-Kelurahan, Bersinergi Membangun dari Pinggiran.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017