antarajabar - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat meningkatkan kewaspadaan terkait Siklon Cempaka yang tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa, akan mempengaruhi cuaca beberapa daerah termasuk di Jawa Barat.
"Sampai Rabu (29/11), belum dilaporkan kejadian bencana luar biasa akibat siklon tropis cempaka di Jawa Barat. Alhamdulillah. Mengahadapi fenomena siklon, kesiapsiagaan tentunya terus kami tingkatkan," kata Kepala BPBD Jawa Barat, Dicky Saromi, di Bandung, Rabu.
Dia mengatakan upaya antisipasi yang telah dilakukan adalah langkahnya meminta semua BPBD di kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk bersiaga 24 jam di posko BPBD setempat menghadapi siklon tersebut.
Menurut dia BMKG pun sudah mengimbau kepada BPBD Jawa Barat agar bersiap siaga untuk menghadapi cuaca ekstrem, terutama siklon cempaka. Pada akhir tahun ini, diprediksi hujan dan angin kencang bisa terjadi di Jawa Barat.
Daerah yang rawan mengalami hujan besar dan angin kencang, kata dia, hampir merata di seluruh Jawa Barat, sedangkan daerah yang rawan longsor dan banjir adalah kawasan tengah dan selatan Jawa Barat.
"Kejadian bencana yang terjadi di wilayah Jawa Barat di antaranya adalah banjir bandang dan longsor di Malangbong, Kabupaten Garut. Saat ini, penanganan bencana pergerakan tanah masih dilakukan di Salawu, Kabupaten Tasikmalaya," kata dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengatakan masyarakat, khususnya petani dan nelayan pun sudah paham dengan adanya cuaca ekstrem.
Menurut Aher di bawah koordinasi pemerintah, katanya, masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem.
"Kami meminta semua waspada, segera lakukan deteksi dini longsor dan banjir dan bencana lainnya, hindari tempat rawan longsor dan banjir, dipandu berbagai pihak pemerintah dan elemen masyarakat," ujar dia.
Ia meminta masyarakat untuk mematuhi arahan pemerintah setempat sehingga kerawanan bencana ini bisa segera diantisipasi.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mendeteksi Siklon Cempaka yang tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa, akan mempengaruhi cuaca beberapa daerah termasuk di Jawa Barat.
"Siklon Cempaka berpengaruh terhadap kondisi cuaca di Jabar. Dampak yang ditimbulkan adanya siklon tropis Cempaka berupa potensi hujan lebat dan angin kencang," ujar prakirawan BMKG Bandung Neneng Sugianti melalui pesan singkatnya, Selasa.
Neneng mengatakan, posisi siklon cempaka terjadi di perairan sebelah selatan Jawa Timur sekitar 8,5 LS, 111,2 BT atau sekitar 32 km sebelah selatan tenggara Pacitan.
Selain hujan lebat, potensi angin kencang hingga 30 knot juga terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta.
Angin kencang juga berpotensi terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Laut Jawa, Selat Sunda bagian utara, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali, Selat Lombok bagian selatan dan perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.
"Diperkirakan siklon tropis cempaka masih akan bertahan dalam dua hingga tiga hari ke depan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Sampai Rabu (29/11), belum dilaporkan kejadian bencana luar biasa akibat siklon tropis cempaka di Jawa Barat. Alhamdulillah. Mengahadapi fenomena siklon, kesiapsiagaan tentunya terus kami tingkatkan," kata Kepala BPBD Jawa Barat, Dicky Saromi, di Bandung, Rabu.
Dia mengatakan upaya antisipasi yang telah dilakukan adalah langkahnya meminta semua BPBD di kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk bersiaga 24 jam di posko BPBD setempat menghadapi siklon tersebut.
Menurut dia BMKG pun sudah mengimbau kepada BPBD Jawa Barat agar bersiap siaga untuk menghadapi cuaca ekstrem, terutama siklon cempaka. Pada akhir tahun ini, diprediksi hujan dan angin kencang bisa terjadi di Jawa Barat.
Daerah yang rawan mengalami hujan besar dan angin kencang, kata dia, hampir merata di seluruh Jawa Barat, sedangkan daerah yang rawan longsor dan banjir adalah kawasan tengah dan selatan Jawa Barat.
"Kejadian bencana yang terjadi di wilayah Jawa Barat di antaranya adalah banjir bandang dan longsor di Malangbong, Kabupaten Garut. Saat ini, penanganan bencana pergerakan tanah masih dilakukan di Salawu, Kabupaten Tasikmalaya," kata dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengatakan masyarakat, khususnya petani dan nelayan pun sudah paham dengan adanya cuaca ekstrem.
Menurut Aher di bawah koordinasi pemerintah, katanya, masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem.
"Kami meminta semua waspada, segera lakukan deteksi dini longsor dan banjir dan bencana lainnya, hindari tempat rawan longsor dan banjir, dipandu berbagai pihak pemerintah dan elemen masyarakat," ujar dia.
Ia meminta masyarakat untuk mematuhi arahan pemerintah setempat sehingga kerawanan bencana ini bisa segera diantisipasi.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mendeteksi Siklon Cempaka yang tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa, akan mempengaruhi cuaca beberapa daerah termasuk di Jawa Barat.
"Siklon Cempaka berpengaruh terhadap kondisi cuaca di Jabar. Dampak yang ditimbulkan adanya siklon tropis Cempaka berupa potensi hujan lebat dan angin kencang," ujar prakirawan BMKG Bandung Neneng Sugianti melalui pesan singkatnya, Selasa.
Neneng mengatakan, posisi siklon cempaka terjadi di perairan sebelah selatan Jawa Timur sekitar 8,5 LS, 111,2 BT atau sekitar 32 km sebelah selatan tenggara Pacitan.
Selain hujan lebat, potensi angin kencang hingga 30 knot juga terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta.
Angin kencang juga berpotensi terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Laut Jawa, Selat Sunda bagian utara, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali, Selat Lombok bagian selatan dan perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.
"Diperkirakan siklon tropis cempaka masih akan bertahan dalam dua hingga tiga hari ke depan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017