antarajabar - PT Pupuk Indonesia terus memantau ketat pendistribusian pupuk bersubsidi dari tingkat distributor hingga pengecer untuk menghindari penyelewengan.

"Kami terus meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi untuk mencegah penyelewengan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi, sekaligus memastikan penyaluran pupuk sampai hingga petani," kata Dirut PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam siaran persnya, Senin.

Menurut dia, hingga 10 November 2017, PT Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk untuk sektor tanaman pangan secara nasional sebesar 7.437.122 ton.

Adapun rincian penyaluran tersebut untuk urea sebesar 3.292.064 ton, NPK sebesar 2.054.424 ton, SP-36 sebesar 710.233 ton, ZA sebesar 827.914 ton, dan Organik sebesar 552.498 ton.

Untuk Jawa Barat, kata dia, sampai dengan 10 November 2017, Pupuk Indonesia telah menyalurkan urea bersubsidi sejumlah 413.253 ton dari alokasi 2017 sebesar 532.860 ton, NPK251.249 ton, SP-36 sebesar 137.463 ton, ZA sebesar 55.982 ton danOrganik sebesar 33.815 ton. Sedangkan Provinsi Banten, urea sejumlah 47.635 ton, NPK sebesar 22.436 ton, SP-36 sebesar 16.350 ton, ZA sebesar 907 ton, dan Organik sebesar 3.561 ton.

Selain itu, lanjut dia, untuk memperlancar pendistribusian, Pupuk Indonesia saat ini diperkuat oleh 1.286 distributor dan 39.825 kios yang tersebar di Indonesia.

"Kami juga memperkuat jaringan kios dan distributor untuk mendekatkan produk kami kepada petani," ujarnya.

Ia menuturkan PT Pupuk Indonesia mendorong distributor dan pengecer menjamin ketersediaan stok pupuk untuk mrmrnuhi kebutuhan musim tanam.

Dia menuturkan distributor dan pengecer wajib melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai prinsip enam tepat.

"Kami mendorong distributor dan pengecer untuk memenuhi kebutuhan p" kata Aas.

Aas menambahkan pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang menentukan produksi dan produktivitas komoditas pertanian juga berperan penting dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.

"Ketersediaan, kualitas, keterjangkauan dan keandalan pupuk harus tetap menjadi salah satu prioritas utama dan perhatian khusus untuk mencapai target produksi," kata dia.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017