Antarajabar.com - Pergerakan tanah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Cianjur, Jawa Barat, terus meluas, sehingga menyebabkan jumlah rumah rusak terus bertambah dan pergerakan semakin dalam.

Kepala Desa Waringinsari Cecep Supriadi, saat dihubungi Senin, mengatakan, pergerakan tanah terus meluas dan semakin dalam meskipun sepanjang hari tidak turun hujan.

"Masih tetap terjadi pergerakan tanah, untungnya tidak hujan jadi pergerakannya tidak terlalu dalam paling setengah meteran. Kalau hujan bisa lebih parah, namun pergerakan terus meluas ke beberapa kampung seperti Sukarama, Gelaranyar dan lainnya," kata Cecep.

Akibat meluasnya pergerakan dan semakin dalam, rumah yang semula  rusak ringan menjadi rusak berat, kata Cecep, namun pihaknya masih melakukan pendataan berapa jumlah total rumah yang rusak berat.

Dia mengungkapkan, pergerakan tanah bukan pertama kali terjadi, tahun 1999 sempat terjadi hal yang sama disertai longsor di dua kampung di desa tersebut, sehingga  puluhan rumah rusak dan warga mengalami luka-luka karena tertimpa rumah yang ambruk.

"Saat kejadian tahun itu, warga dievakuasi ke kampung sebelah di Gelar Anyar, namun tahun ini kampung tersebut juga terkena pergerakan tanah. Termasuk lahan pertanian seluas 53 hektar siap panen terkena imbas, sehingga petani mengalami gagal panen," katanya.

Pihaknya dan ratusan kepala keluarga di wilayah tersebut, berharap pemkab mengambil kebijakan untuk merelokasi perkampungan warga."Kalau bisa relokasi karena melihat kondisi pergerakan tanah yang terus meluas dan semakin dalam," katanya.

Sementara Plt Kepala BPBD Cianjur, Asep Suparman, mengatakan, pihaknya akan meninjau langsung ke lokasi, jika diharuskan sampai relokasi, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi lain.

"Kita lihat dulu, apakah harus segera relokasi atau bisa diambil langkah lain. Hari ini seluruh tim akan ke lokasi setelah sehari sebelumnya tim pertama melakukan assesment," katanya.

Pihaknya mencatat kerugian akibat pergerakan tanah di Kecamatan Takokak dan tiga Kecamatan lainnya di Cianjur selatan, mencapai Rp 68 milyar. Sebagian besar kerugian bangunan pribadi dan fasilitas umum yang rusak.

Berdasarkan data lapangan dalam laporan bencana alam, jumlah Kepala keluarga yang terkena dampak sebanyak 800 KK, dengan jumlah jiwa 2400 orang. Seluruh tersebar menjadi 22 Rukun Tetangga di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak.

"Bencana alam berupa longsor menyebabkan rumah penduduk ambruk dan rusak parah, semua jalan menuju Desa Waringinsari rusak parah tertutup longsor,"katanya.

Dia merinci akibat pergerakan tanah dan lonsgor menyebabkan 800 unit rumah rusak sedang dan parah, tiga sekolah rusak, 14 mesjid rusak, 18 mushola rusak, tiga unit saluran irigasi putus, jalan penghubung antar desa sepanjang 17 kilometer terputus dan empat jembatan ambruk.

"Bencana longsor juga menyebabkan 52 hektar lahan pertanian rusak. Seluruh kerusakan tersebar merata di lima dusun yang terdampak bencana, seperti Dusun Sinarbaru, Waringinsari, Lebakgeude, Sukanagri dan terakhir Dusun Sukabakti,"katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017