Antarajabar.com - Ribuan ton gula milik petani asal Cirebon, Jawa Barat, terpaksa dijual dengan harga murah kepada Bulog walau masih ada catatan harus sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang saat ini masih dipermasalahkan oleh Kemendag.

"Bulog sudah siap membeli gula kami. Ya meski harganya murah tapi kita terpaksa jual dari pada tidak laku sama sekali," kata Wakil Ketua DPD APTRI Jabar Agus Safari di Cirebon, Rabu.

Agus menuturkan Bulog sudah siap membeli gula mereka dengan harga Rp9.700 pe kilogramnya, akan tetapi gula tersebut harus sudah sesuai dengan SNI yang sekarang lagi dipersoalkan oleh Kemendag.

Dia menjelaskan harga pokok produksi (HPP) per kilogramnya mencapai Rp9.900, namun demikian petani pun menerima tawaran dari Bulog dengan keadaan terpaksa.

"Ya kita menerima dengan keterpaksaan, karena harganya tidak sesuai," tuturnya.

Harga yang dipatok Bulog, kata Agus tentu jauh dari apa yang diharapkan para petani. Dia mengatakan gula milik petani tebu yang disegel sebanyak 17.000 ton dari dua pabrik yang ada di Cirebon, yakni PG Tersana dan Sindanglaut.

Di PG Tersana sebanyak 10.000 ton gula yang disegel, sedangkan di PG Sindanglaut hanya 7.000 ton, penyegelan itu diduga karena tak sesuai SNI.

"Gula kami sudah mengendap selama tiga bulan di pabrik dan ketika ingin dibeli Bulog tiba-tiba disegel. Saat ini kita masih menunggu hasil uji lab, kalau untuk waktunya saya kurang tahu kapan keluar hasil uji labnya," katanya lagi.

Pihak Bulog Cirebon saat dihubungi untuk dimintai konfirmasi menyatakan bahwa tentang pembelian gula itu merupakan urusan Bulog Divre Jabar. 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017