Antarajabar.com - Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan meraih gelar doktor di bidang ekonomi dari Universitas Padjadjaran usai mengikuti Sidang Promosi Doktor yang bertempat di Graha Sanusi Universitas Padjajaran Bandung, Senin.
Irfan berhasil meraih gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi Manajemen Bisnis dengan disertasi yang berjudul "Model Strategi Bersaing: Studi Empiris Pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia".
Irfan berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan sidang terbuka yang dipimpin oleh Rektor Universitas Padjajaran Prof Dr med Tri Hanggono Achmad, dr, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Nury Effendi, SE MA, PhD, representasi guru besar Prof Dr Sutyastie Soemitro Remi, SE MS, Ketua Promotor Prof Dr Ina Primiana Syinar, SE.MT.
Sidang terbuka itu juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani dan para tamu undangan lainnya.
Dalam disertasinya Irfan menyampaikan temuan penelitiannya berupa model strategi bersaing yang cocok dan tepat untuk diterapkan pada Bank Pembangunan Daerah yang dinamakan "The Irfan Model".
Dalam modelnya tersebut Irfan menjelaskan bahwa untuk meningkatkan strategi bersaing sebuah bank khususnya Bank Pembangunan Daerah, formula yang tepat adalah melalui adopsi teknologi, manajemen inovasi dan pengelolaan sumber daya.
Ia mengatakan selain itu budaya organisasi dan lingkungan bisnis juga memiliki pengaruh terhadap pengembangan strategi bersaing melalui manajemen inovasi, sedangkan lingkungan bisnis, kompetensi inti dan kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap pengembangan strategi bersaing melalui pengelolaan sumber daya.
"Ada tiga variabel dalam model yang saya buat dan berpengaruh langsung terhadap pengembangan strategi bersaing dan sisanya berpengaruh tidak langsung," kata dia.
"Apabila model ini dijalankan dengan komitmen tinggi dan konsisten akan dapat mengangkat kinerja BPD dalam kurun waktu yang relatif singkat yaitu satu tahun seperti yang telah saya alami selama memimpin Bank BJB," jelas Irfan.
Secara spesifik, kata dia, penelitian yang mengkaji faktor-faktor pembentuk strategi bersaing BPD di Indonesia yang dilakukan oleh Ahmad Irfan belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga secara akademik "The Irfan Model" diharapkan mampu mengisi celah literatur atas penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.
Penelitian itu pun cukup berguna dalam upaya pengembangan strategi bersaing Bank Pembangunan Daerah khususnya dalam menghadapi kompleksitas serta ancaman integrasi bisnis perbankan ASEAN di pasar Indonesia, BPD yang selama ini konsisten mendukung pemerintah memangkas ketimpangan hasil pembangunan antar daerah memerlukan pengembangan strategi bersaing agar terhindar dari infiltrasi pasar terbuka ASEAN.
Solusi lain yang ditemukan dalam penelitian itu guna membangun kekuatan BPD dalam menghadapi persaingan terbuka ASEAN berupa sinergi dan kerja sama permanen atau pembentukan "holding" yang menyatukan seluruh BPD se-Indonesia ke dalam sebuah perusahaan tunggal hal ini memungkinkan terjadinya akumulasi aset yang besar dan kompetitif serta memperluas jaringan pelayanan seluruh BPD yang terlibat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Irfan berhasil meraih gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi Manajemen Bisnis dengan disertasi yang berjudul "Model Strategi Bersaing: Studi Empiris Pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia".
Irfan berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan sidang terbuka yang dipimpin oleh Rektor Universitas Padjajaran Prof Dr med Tri Hanggono Achmad, dr, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Nury Effendi, SE MA, PhD, representasi guru besar Prof Dr Sutyastie Soemitro Remi, SE MS, Ketua Promotor Prof Dr Ina Primiana Syinar, SE.MT.
Sidang terbuka itu juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani dan para tamu undangan lainnya.
Dalam disertasinya Irfan menyampaikan temuan penelitiannya berupa model strategi bersaing yang cocok dan tepat untuk diterapkan pada Bank Pembangunan Daerah yang dinamakan "The Irfan Model".
Dalam modelnya tersebut Irfan menjelaskan bahwa untuk meningkatkan strategi bersaing sebuah bank khususnya Bank Pembangunan Daerah, formula yang tepat adalah melalui adopsi teknologi, manajemen inovasi dan pengelolaan sumber daya.
Ia mengatakan selain itu budaya organisasi dan lingkungan bisnis juga memiliki pengaruh terhadap pengembangan strategi bersaing melalui manajemen inovasi, sedangkan lingkungan bisnis, kompetensi inti dan kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap pengembangan strategi bersaing melalui pengelolaan sumber daya.
"Ada tiga variabel dalam model yang saya buat dan berpengaruh langsung terhadap pengembangan strategi bersaing dan sisanya berpengaruh tidak langsung," kata dia.
"Apabila model ini dijalankan dengan komitmen tinggi dan konsisten akan dapat mengangkat kinerja BPD dalam kurun waktu yang relatif singkat yaitu satu tahun seperti yang telah saya alami selama memimpin Bank BJB," jelas Irfan.
Secara spesifik, kata dia, penelitian yang mengkaji faktor-faktor pembentuk strategi bersaing BPD di Indonesia yang dilakukan oleh Ahmad Irfan belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga secara akademik "The Irfan Model" diharapkan mampu mengisi celah literatur atas penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.
Penelitian itu pun cukup berguna dalam upaya pengembangan strategi bersaing Bank Pembangunan Daerah khususnya dalam menghadapi kompleksitas serta ancaman integrasi bisnis perbankan ASEAN di pasar Indonesia, BPD yang selama ini konsisten mendukung pemerintah memangkas ketimpangan hasil pembangunan antar daerah memerlukan pengembangan strategi bersaing agar terhindar dari infiltrasi pasar terbuka ASEAN.
Solusi lain yang ditemukan dalam penelitian itu guna membangun kekuatan BPD dalam menghadapi persaingan terbuka ASEAN berupa sinergi dan kerja sama permanen atau pembentukan "holding" yang menyatukan seluruh BPD se-Indonesia ke dalam sebuah perusahaan tunggal hal ini memungkinkan terjadinya akumulasi aset yang besar dan kompetitif serta memperluas jaringan pelayanan seluruh BPD yang terlibat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017