Antarajabar.com - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Jabar dan tingkat kabupaten/kota menandatangani komitmen bersama penanggulangan HIV AIDS, di Bandung, Rabu.
Penandatanganan komitmen bersama tersebut juga disaksikan oleh Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Muhammad Herindra dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan, Jajaran BNNP Jabar dan jajaran Komite Intelijen Daerah Jabar.
Gubernur Aher menyambut baik komitmen bersama ini dan menurutnya, yang harus menjadi prioritas adalah penanganan terhadap anak muda yang seringkali menjadi sasaran dan belum menjadi korban HIV-AIDS.
"Pembangunan moral, sosialisasikan bahayanya supaya aware kan, bila sudah mengenal dan mengetahui bahayanya mereka akan menjauhi, itu yang paling penting," kata Aher.
Untuk itu, para ketua KPA se-Jabar berkomitmen untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif HIV-AIDS pada kelompok usia 15 hingga 24 tahun dan perempuan usia produktif, meningkatkan cakupan tes HIV pada kelompok populasi risiko tinggi dan ibu hamil, mengurangi stigma dan diskriminasi serta meningkatkan kualitas layanan dan mitigasi.
Aher berharap dengan langkah yang terus dilakukan, baik langkah terhadap orang dengan HIV-AIDS bisa tertangani dengan baik, termasuk penanganan obat yang akan diberikan terhadap pengidap HIV-AIDS tersebut.
"Mereka tidak boleh didiskriminasi, tidak boleh diasingkan, mempunyai hak hidup yang sama, kemudian penanganannya termasuk penanganan pengobatan mereka untuk terus mempertahankan daya tubuhnya dan hidup normal seperti biasa itu kita lakukan terus dengan anggaran yang mencukupi dari pusat, provinsi maupun kabupaten/kota," katanya.
Dia menuturkan yang paling penting penanganan terhadap anak-anak muda yang belum menjadi korban yang justru sering kali jadi sasaran.
"Untuk itu penanganannya dengan pembangunan moral, sosialisasi atas bahaya itu supaya tahu, kalau masyarakat mengenal mengetahui dengan sosialisasi yang ada, dan itulah penanggulangan bagi yang belum terkena," kata dia.
"Caranya bisa lewat pengajian, pendidikan, lewat puskesmas, rumah sakit, bisa lewat berbagai dialog bisa lewat komunitas remaja kemudian ada penyadaran, dan ada sosialisasi," lanjut dia.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Kominda Brigjen TNI Danny Gaothama menambahkan narkoba memberikan teror yang sangat hebat bagi masyarakat, di mana jumlah kasus HIV AIDS mencapai 26.042 kasus, dan narkoba pintu utama yang dapat menimbulkan HIV AIDS.
"Sehingga harus kita tanggulangi dengan baik, untuk itu kami mengajak ciptakan lingkungan kondusif, karena dengan lingkungan kondusif kita dapat menjauhkan dari Narkoba, Radikalisme, HIV AIDS," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Penandatanganan komitmen bersama tersebut juga disaksikan oleh Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Muhammad Herindra dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan, Jajaran BNNP Jabar dan jajaran Komite Intelijen Daerah Jabar.
Gubernur Aher menyambut baik komitmen bersama ini dan menurutnya, yang harus menjadi prioritas adalah penanganan terhadap anak muda yang seringkali menjadi sasaran dan belum menjadi korban HIV-AIDS.
"Pembangunan moral, sosialisasikan bahayanya supaya aware kan, bila sudah mengenal dan mengetahui bahayanya mereka akan menjauhi, itu yang paling penting," kata Aher.
Untuk itu, para ketua KPA se-Jabar berkomitmen untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif HIV-AIDS pada kelompok usia 15 hingga 24 tahun dan perempuan usia produktif, meningkatkan cakupan tes HIV pada kelompok populasi risiko tinggi dan ibu hamil, mengurangi stigma dan diskriminasi serta meningkatkan kualitas layanan dan mitigasi.
Aher berharap dengan langkah yang terus dilakukan, baik langkah terhadap orang dengan HIV-AIDS bisa tertangani dengan baik, termasuk penanganan obat yang akan diberikan terhadap pengidap HIV-AIDS tersebut.
"Mereka tidak boleh didiskriminasi, tidak boleh diasingkan, mempunyai hak hidup yang sama, kemudian penanganannya termasuk penanganan pengobatan mereka untuk terus mempertahankan daya tubuhnya dan hidup normal seperti biasa itu kita lakukan terus dengan anggaran yang mencukupi dari pusat, provinsi maupun kabupaten/kota," katanya.
Dia menuturkan yang paling penting penanganan terhadap anak-anak muda yang belum menjadi korban yang justru sering kali jadi sasaran.
"Untuk itu penanganannya dengan pembangunan moral, sosialisasi atas bahaya itu supaya tahu, kalau masyarakat mengenal mengetahui dengan sosialisasi yang ada, dan itulah penanggulangan bagi yang belum terkena," kata dia.
"Caranya bisa lewat pengajian, pendidikan, lewat puskesmas, rumah sakit, bisa lewat berbagai dialog bisa lewat komunitas remaja kemudian ada penyadaran, dan ada sosialisasi," lanjut dia.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Kominda Brigjen TNI Danny Gaothama menambahkan narkoba memberikan teror yang sangat hebat bagi masyarakat, di mana jumlah kasus HIV AIDS mencapai 26.042 kasus, dan narkoba pintu utama yang dapat menimbulkan HIV AIDS.
"Sehingga harus kita tanggulangi dengan baik, untuk itu kami mengajak ciptakan lingkungan kondusif, karena dengan lingkungan kondusif kita dapat menjauhkan dari Narkoba, Radikalisme, HIV AIDS," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017