Antarajabar.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi selama tiga hari ke depan wilayah Cirebon, Jawa Barat akan diguyur hujan, meskipun pada bulan Juni ini sudah masuk musim kemarau.
Prakirawan Cuaca BMKG Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn di Majalengka melalui telepon, Rabu mengatakan hujan yang mengguyur wilayah Ciayumajakuning yang meliputi Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan dengan intensitas hujan ringan hingga sedang.
Menurut Ahmad Faa Iziyn untuk intensitas hujan ringan yaitu dari 1 sampai 20 mm perhari atau 1 sampai 5 mm perjam. Sementara itu hujan dapat dikatakan dengan intensitas sedang apabila mencapai 20 hingga 50 mm per hari atau 5 -10 mm per jam.
"Hujannya masih dikatakan ringan dan sedang, karena masih di bawah 50 mili meter per hari," tuturnya.
Faa Iziyn menuturkan hujan yang mengguyur wilayah Ciayumajakuning itu adanya pertemuan massa udara di wilayah Jawa Barat bagian timur sebelah utara (Ciayumajakuning).
Dan didukung cukup tingginya kelembaban udara di atmosfer. Dimana banyaknya pertumbuhan awan-awan hujan sehingga menyebabkan potensi hujan.
"Dengan adanya pertemuan itu mengakibatkan hujan meskipun di musim kemarau ini," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Prakirawan Cuaca BMKG Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn di Majalengka melalui telepon, Rabu mengatakan hujan yang mengguyur wilayah Ciayumajakuning yang meliputi Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan dengan intensitas hujan ringan hingga sedang.
Menurut Ahmad Faa Iziyn untuk intensitas hujan ringan yaitu dari 1 sampai 20 mm perhari atau 1 sampai 5 mm perjam. Sementara itu hujan dapat dikatakan dengan intensitas sedang apabila mencapai 20 hingga 50 mm per hari atau 5 -10 mm per jam.
"Hujannya masih dikatakan ringan dan sedang, karena masih di bawah 50 mili meter per hari," tuturnya.
Faa Iziyn menuturkan hujan yang mengguyur wilayah Ciayumajakuning itu adanya pertemuan massa udara di wilayah Jawa Barat bagian timur sebelah utara (Ciayumajakuning).
Dan didukung cukup tingginya kelembaban udara di atmosfer. Dimana banyaknya pertumbuhan awan-awan hujan sehingga menyebabkan potensi hujan.
"Dengan adanya pertemuan itu mengakibatkan hujan meskipun di musim kemarau ini," tambahnya.
Editor : Sapto HP
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017