Antarajabar.com - Pembangkit Listrik Tenaga Air Cisokan Hulu (Upper Cisokan Pumped Storage HEPP) yang lokasi pembangunannya di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur diprediksi akan menyerap sebanyak 2.000 tenaga kerja lokal.
"Kalau menurut aturan dua per tiga dari jumlah total, kalau kebutuhan tenaga kerja 3.000 orang, maka 2.000 orang harus pekerja lokal, tidak harus dari Kabupaten Bandung Barat," kata General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I) Anang Yahmadi, di Bandung, Senin malam.
Anang menuturkan pembangunan PLTA Upper Cisokan membutuhkan tenaga ahli dari luar negeri yang dikhususnya untuk menangangi bidang khusus yang hanya dimiliki oleh SDM luar negeri.
"Untuk tenaga lokal dia bisa menempati posisi apa saja, tapi untuk skill yang susah dan di sini tidak ada itu memang (tenaga) asing," kata Anang.
Menurut dia, pembangunan PLTA Upper Cisokan sendiri terbagi dalam beberapa paket seperti paket untuk pembangunan dam dan terowongan, paket untuk pembangunan generator dan turbin serta paket pembangunan transmisi.
"Kalau untuk turbin dan generator itu seperti butuh pekerja asing sedangkan untuk pembangunan transmisi pasti akan lebih banyak tenaga lokalnya," kata dia.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mendorong agar pembangunan tiga proyek pembangkit listrik yakni PLTU Indramayu, PLTU Unit 2 Cirebon serta PLTA Upper Cisokan, di Kabupaten Bandung Barat, dapat merekrut tenaga kerja lokal saat beroperasi nanti.
"Beberapa waktu lalu PLN melaporkan perkembangan tiga proyek pembangkit tersebut dan saya berharap pekerja lokal dilibatkan saat ketiga pembangkit listrik tersebut mulai beroperasi," kata Sekda Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa.
Ia meminta PT PLN (Persero) Distibusi Jawa Barat untuk segera menyiapkan kriteria dan klasifikasi apa yang harus dipenuhi pekerja lokal di tiga pembangkit listrik tersebut.
"Tentunya harus dengan klasifikasi yang tepat, maka pemerintah daerah bisa menyiapkan dari sekarang, karena waktu operasinya 3 tahun lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Kalau menurut aturan dua per tiga dari jumlah total, kalau kebutuhan tenaga kerja 3.000 orang, maka 2.000 orang harus pekerja lokal, tidak harus dari Kabupaten Bandung Barat," kata General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I) Anang Yahmadi, di Bandung, Senin malam.
Anang menuturkan pembangunan PLTA Upper Cisokan membutuhkan tenaga ahli dari luar negeri yang dikhususnya untuk menangangi bidang khusus yang hanya dimiliki oleh SDM luar negeri.
"Untuk tenaga lokal dia bisa menempati posisi apa saja, tapi untuk skill yang susah dan di sini tidak ada itu memang (tenaga) asing," kata Anang.
Menurut dia, pembangunan PLTA Upper Cisokan sendiri terbagi dalam beberapa paket seperti paket untuk pembangunan dam dan terowongan, paket untuk pembangunan generator dan turbin serta paket pembangunan transmisi.
"Kalau untuk turbin dan generator itu seperti butuh pekerja asing sedangkan untuk pembangunan transmisi pasti akan lebih banyak tenaga lokalnya," kata dia.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mendorong agar pembangunan tiga proyek pembangkit listrik yakni PLTU Indramayu, PLTU Unit 2 Cirebon serta PLTA Upper Cisokan, di Kabupaten Bandung Barat, dapat merekrut tenaga kerja lokal saat beroperasi nanti.
"Beberapa waktu lalu PLN melaporkan perkembangan tiga proyek pembangkit tersebut dan saya berharap pekerja lokal dilibatkan saat ketiga pembangkit listrik tersebut mulai beroperasi," kata Sekda Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa.
Ia meminta PT PLN (Persero) Distibusi Jawa Barat untuk segera menyiapkan kriteria dan klasifikasi apa yang harus dipenuhi pekerja lokal di tiga pembangkit listrik tersebut.
"Tentunya harus dengan klasifikasi yang tepat, maka pemerintah daerah bisa menyiapkan dari sekarang, karena waktu operasinya 3 tahun lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017