Antarajabar.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki kerja sama dengan Denmark dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
"Indonesia adalah negara kepulauan, akan menghabiskan banyak biaya jika harus menghubungkan antarpulau untuk aliran energi, maka agar efisien adalah mengembangkan potensi daerah masing-masing, salah satunya angin ini," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan Kementerian ESDM-Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Ulla Tornes pembahasan berlanjut pada pemetaan potensi angin (bayu)di Indonesia.
Menurut Jonan ada sekitar 800 pulau di Indonesia yang dihuni serta membutuhkan aliran energi. Dan hal tersebut tidak mungkin jika harus dihubungkan dengan jaringan satu per satu, selain tidak hemat, juga akan memakan banyak waktu.
Jonan juga menyampaikan bahwa dengan adanya pengembangan potensi angin ini maka setiap daerah bisa memiliki energi tanpa harus mengandalkan sambungan jaringan utama antarpulau.
"Di situlah letak tantangannya, jika bisa menghasilkan barang kualitas bagus dengan harga mahal itu adalah hal biasa, tapi jika kualitas bagus harga murah itu adalah penemuan bagus, salah satunya PLTB," katanya.
Menteri Kerja sama Pembangunan Denmark Ulla Tornes bersama dengan Menteri ESDM meluncurkan peta angin dan studi energi yang menunjukkan potensi energi angin di Indonesia. Energi terbarukan merupakan tonggak kemitraan Denmark dengan Indonesia dalam pemenuhan target nasional untuk mencapai 23 persen energi terbarukan dari total konsumsi energi nasional pada tahun 2025.
Selanjutnya, Menteri Ulla Tornes akan bergabung dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya meninjau Teluk Jakarta dari atas kapal untuk melihat pencemaran yang ditimbulkan dari sampah plastik dan air limbah.
Mereka akan meluncurkan kerja sama antarpemerintah untuk air dan limbah bersama di Museum Bahari dilanjuti dengan penandatanganan kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi Kota Jakarta oleh Duta Besar Denmark mengenai dukungan Denmark dalam merancang Rencana Induk Pengelolaan limbah Jakarta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Indonesia adalah negara kepulauan, akan menghabiskan banyak biaya jika harus menghubungkan antarpulau untuk aliran energi, maka agar efisien adalah mengembangkan potensi daerah masing-masing, salah satunya angin ini," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan Kementerian ESDM-Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Ulla Tornes pembahasan berlanjut pada pemetaan potensi angin (bayu)di Indonesia.
Menurut Jonan ada sekitar 800 pulau di Indonesia yang dihuni serta membutuhkan aliran energi. Dan hal tersebut tidak mungkin jika harus dihubungkan dengan jaringan satu per satu, selain tidak hemat, juga akan memakan banyak waktu.
Jonan juga menyampaikan bahwa dengan adanya pengembangan potensi angin ini maka setiap daerah bisa memiliki energi tanpa harus mengandalkan sambungan jaringan utama antarpulau.
"Di situlah letak tantangannya, jika bisa menghasilkan barang kualitas bagus dengan harga mahal itu adalah hal biasa, tapi jika kualitas bagus harga murah itu adalah penemuan bagus, salah satunya PLTB," katanya.
Menteri Kerja sama Pembangunan Denmark Ulla Tornes bersama dengan Menteri ESDM meluncurkan peta angin dan studi energi yang menunjukkan potensi energi angin di Indonesia. Energi terbarukan merupakan tonggak kemitraan Denmark dengan Indonesia dalam pemenuhan target nasional untuk mencapai 23 persen energi terbarukan dari total konsumsi energi nasional pada tahun 2025.
Selanjutnya, Menteri Ulla Tornes akan bergabung dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya meninjau Teluk Jakarta dari atas kapal untuk melihat pencemaran yang ditimbulkan dari sampah plastik dan air limbah.
Mereka akan meluncurkan kerja sama antarpemerintah untuk air dan limbah bersama di Museum Bahari dilanjuti dengan penandatanganan kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi Kota Jakarta oleh Duta Besar Denmark mengenai dukungan Denmark dalam merancang Rencana Induk Pengelolaan limbah Jakarta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017