Antarajabar.com - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah penerima beras untuk rakyat sejahtera (Rastra) di wilayah tersebut, harus sudah dikurangi karena jumlah warga miskin tidak sebanyak data penerima.
        
"Namun kami khawatir kalau harus dilakukan, akan menuai protes dari warga yang biasa menerima beras tapi tidak mendapat jatah. Jumlahnya harus turun, tidak tinggi itu. Ketika turun menandakan Cianjur makin sejahtera, tapi pasti muncul protes dari warga yang biasa menerima rastra" kata Asisten daerah II Setda Cianjur, Yanto Hartono pada wartawan Selasa.
        
Bahkan pihaknya akan segera melakukan klarifikasi terkait data penerima rastra di wilayah tersebut karena selama ini data yang digunakan dari propinsi, sedangkan cianjur hanya menerima kuota sesuai dengan pemberian.
        
"Cianjur hanya menerima dan tidak menjamin kalau Cianjur jadi daerah miskin. Selama ini, mental warga Cianjur, masih tergantung pada bantuan. Ini dikhawatirkan menjadi gejolak ketika jatah rastra diturunkan. Perlu ada penguatan mental agar penurunan rastra berdasarkan data tidak menjadi bumerang bagi pemkab," katanya.
        
Selama ini, tambah dia, banyak warga dari kalangan mampu sekalipun berharap mendapatkan bantuanl, sehingga hal tersebut perlu dirubah, dimana pemkab melalui agenda saba lembur, membangun karakter dan mental arga agar tidak mengunakan bantuan yang bukan haknya.
        
Berdasarkan data dari Bulog Subdivre Cianjur, tahun 2016 pagu rastra untuk Cianjur mencapai 37.991.880 kilogram untuk 211.066 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM). Sedangkan tahun 2017, Cianjur mendapatkan pagu sebanyak 34.192.620 kilogram untuk 189.959 RTS-PM.
        
Meskipun terdapat penurunan sebanyak 3.799.260 kilogram dan 21.107 RTS-PM, namun Cianjur tetap tercatat sebagai penerima rastra terbanyak di Indonesia, dibandingkan dengan Kabupaten Sukabumi yang memiliki 47 Kecamatan dan 386 desa/kelurahan, hanya mendapat 2,7 juta kilogram rastra per bulan, dibandingkan Cianjur dengan 32 kecamatan dan 360 desa/keluarahan mendapat 2.849.358 kilogram per bulan.      Sementara itu, Perum Bulog Subdivre Cianjur mulai melakukan pendistribusian Rastra), kemarin (20/3). Koordinasi dengan pemerintah desa pun akan dilakukan secara intensif agar pendistribusian tepat sasaran dan tak ada tunggakan pembayaran.
        
Kepala Bulog Subdivre Cianjur, Rizaldi, mengatakan, pagu rastra untuk Cianjur keluar pada akhir Februari 2017, dimana wwilayah tersebut  mengalami penurunan Rumah Tangga Sasaran (RTS) dan jumlah rastra. Meski mengalami penurunan, tambah dia, Cianjur tetap menjadi penerima rastra terbanyak.  
  
"Pendistribusian rastra akan dilakukan langsung untuk jatah 3 bulan, Januari, Februari dan Maret karena pagunya baru diterima. Bisanya sejak Januari, pagu sudah keluar. Sehingga stok tiga bulan dikeluarkan semuanya agar tidak ada penumpukan di gudang,¿ katanya.
        
Dia berharap Pemkab Cianjur, dapat bekerja sama terkait pendistribusi dan pembayaran, agar tidak ada lagi tunggakan pembayaran dan keterlambatan distribusi, diman pihaknya mencatat tahun lalu, hanya dua desa yang menunggak.

    

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017