Antarajabar.com - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,
mendata jembatan gantung tidak layak untuk mengantisipasi terjadinya jembatan putus dan mempermudah akses warga beraktivitas.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Cianjur Doddy Permadi, di Cianjur, Jumat, mengatakan pihaknya mulai mendata kembali jumlah jembatan gantung di Cianjur karena selama ini tidak ada data valid jembatan tersebut.
"Kami ingin mendapatkan data ril di lapangan jumlah jembatan gantung, terutama jembatan yang rusak, sudah tidak layak dan butuh pembangunan kembali. Selama ini hanya hitungan yang berikan tanpa ada data pasti dan lokasi jembatan tersebut," katanya.
Setelah mendapatkan data riil pihaknya akan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran sehingga berapa kemampuan dinas dalam membangun jembatan gantung tahun angaran 2017. "Berapa banyak yang rusak dan berapa kemampuan anggaran kami untuk membangun jembatan tahun ini. Kalau tidak banyak, tapi akan terus berlanjut setiap tahun," katanya.
Dia menambahkan, pembangunan atau rehabilitasi jembatan gantung akan dilakukan berdasarkan skala prioritas dan jumlah penduduk yang menggunakan jembatan tersebut. "Kalau anggarannya terbatas nanti disesuaikan, man yang harus didahulukan. Setelah ada data ril dan penyesuaian anggaran, kami akan kaji mana yang didahulukan," katanya.
Seperti diberitakan sejumlah jembatan gantung di wilayah Cianjur utara dan selatan, mengalami rusak berat dan bahkan puluhan diantaranya dalam kondisi putus dan ambruk. Tercatat Desember, jembatan gantung di Kampung Pajagan, Desa Girimukti, Kecamatan Cibeber, putus dan mengakibatkan 23 orang terjatuh.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun korban yang mayoritas anak-anak mengalami trauma dan luka ringan. Putusnya jembatan gantung tersebut akibat umur jembatan yang sudah tua dan tidak pernah mendapat perbaikan sejak dibangun puluhan tahun lalu.
Hal yang sama terjadi disejumlah jembatan gantung di wilatah utara seperti di Kecamatan Cugenang dan Sukaresmi, dimana di kedua kecamatan tersebut tercatat 21 jembatan gantung kondisinya rusak berat bahkan beberapa diantaranya terputus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
mendata jembatan gantung tidak layak untuk mengantisipasi terjadinya jembatan putus dan mempermudah akses warga beraktivitas.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Cianjur Doddy Permadi, di Cianjur, Jumat, mengatakan pihaknya mulai mendata kembali jumlah jembatan gantung di Cianjur karena selama ini tidak ada data valid jembatan tersebut.
"Kami ingin mendapatkan data ril di lapangan jumlah jembatan gantung, terutama jembatan yang rusak, sudah tidak layak dan butuh pembangunan kembali. Selama ini hanya hitungan yang berikan tanpa ada data pasti dan lokasi jembatan tersebut," katanya.
Setelah mendapatkan data riil pihaknya akan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran sehingga berapa kemampuan dinas dalam membangun jembatan gantung tahun angaran 2017. "Berapa banyak yang rusak dan berapa kemampuan anggaran kami untuk membangun jembatan tahun ini. Kalau tidak banyak, tapi akan terus berlanjut setiap tahun," katanya.
Dia menambahkan, pembangunan atau rehabilitasi jembatan gantung akan dilakukan berdasarkan skala prioritas dan jumlah penduduk yang menggunakan jembatan tersebut. "Kalau anggarannya terbatas nanti disesuaikan, man yang harus didahulukan. Setelah ada data ril dan penyesuaian anggaran, kami akan kaji mana yang didahulukan," katanya.
Seperti diberitakan sejumlah jembatan gantung di wilayah Cianjur utara dan selatan, mengalami rusak berat dan bahkan puluhan diantaranya dalam kondisi putus dan ambruk. Tercatat Desember, jembatan gantung di Kampung Pajagan, Desa Girimukti, Kecamatan Cibeber, putus dan mengakibatkan 23 orang terjatuh.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun korban yang mayoritas anak-anak mengalami trauma dan luka ringan. Putusnya jembatan gantung tersebut akibat umur jembatan yang sudah tua dan tidak pernah mendapat perbaikan sejak dibangun puluhan tahun lalu.
Hal yang sama terjadi disejumlah jembatan gantung di wilatah utara seperti di Kecamatan Cugenang dan Sukaresmi, dimana di kedua kecamatan tersebut tercatat 21 jembatan gantung kondisinya rusak berat bahkan beberapa diantaranya terputus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017