Antarajabar.com - Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, kekurangan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL), dimana saat ini satu orang penyuluh harus membawahi 12 desa.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Mamad Nano di Cianjur, Selasa, mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki, tahun 2016, Cianjur hanya memiliki 63 penyuluh yang berstatus PNS terbagi di 32 kecamatan.
Namun kurangnya tenaga penyuluh pertanian tersebut, terbantu dengan adanya tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (THL-TBPP) yang berjumlah 103 orang dan tenaga harian lepas program peningkatan produksi beras nasional (THL-P2BN) dari Propinsi Jabar sebanyak 86 orang.
"Setelah dievaluasi, tahun 207, Cianjur hanya memiliki 61 orang penyuluh PNS dan 91 tenaga harian lepas, sehingga jumlahnya ada 152 orang PPL. Jumlah tersebut, membuat beberapa penyuluh harus membina 12 desa sekaligus," katanya.
Dia menuturkan, idealnya seorang penyuluh membawahi satu desa dan maksimal membawahi enam desa."Selama ini, sudah tidak sehat terlebih dengan geografis Cianjur, dimana satu dengan lainnya saling berjauhan, sehingga jumlah PPL sangat terasa kurang," katanya.
Selama ini, tambah dia, Pemkab Cianjur, sudah berkali-kali mengajukan penambahan PPL, namun belum dapat dikabulkan karena di tingkat Propinsi Jabar, masih kekurangan layaknya di Cianjur. Sedangkan saat ini, daerah tidak diperbolehkan mengangkat honorer apalagi PNS.
"Sambil kami menunggu kebijakan dari pusat untuk penambahan PPL di Cianjur, kami memaksimalkan tenaga yang ada, meskipun mereka tidaak dapat bekerja secara maksimal karena luasnya wilayah yang harus mereka bawahi," katanya.
Keberadaan penyuluh sangat dibutuhkan terutama di Cianjur yang selama ini menjadi salah satu lumbung padi di Jabar, dimana pembinaan pada petani bergantung pada PPL."Mulai dari pemberantasan hama sampai peningkatan produktifitas pertanian bergantung pada penyuluh. Kami mendorong ada penambahan PPL, guna mendukung program pemerintah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Mamad Nano di Cianjur, Selasa, mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki, tahun 2016, Cianjur hanya memiliki 63 penyuluh yang berstatus PNS terbagi di 32 kecamatan.
Namun kurangnya tenaga penyuluh pertanian tersebut, terbantu dengan adanya tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (THL-TBPP) yang berjumlah 103 orang dan tenaga harian lepas program peningkatan produksi beras nasional (THL-P2BN) dari Propinsi Jabar sebanyak 86 orang.
"Setelah dievaluasi, tahun 207, Cianjur hanya memiliki 61 orang penyuluh PNS dan 91 tenaga harian lepas, sehingga jumlahnya ada 152 orang PPL. Jumlah tersebut, membuat beberapa penyuluh harus membina 12 desa sekaligus," katanya.
Dia menuturkan, idealnya seorang penyuluh membawahi satu desa dan maksimal membawahi enam desa."Selama ini, sudah tidak sehat terlebih dengan geografis Cianjur, dimana satu dengan lainnya saling berjauhan, sehingga jumlah PPL sangat terasa kurang," katanya.
Selama ini, tambah dia, Pemkab Cianjur, sudah berkali-kali mengajukan penambahan PPL, namun belum dapat dikabulkan karena di tingkat Propinsi Jabar, masih kekurangan layaknya di Cianjur. Sedangkan saat ini, daerah tidak diperbolehkan mengangkat honorer apalagi PNS.
"Sambil kami menunggu kebijakan dari pusat untuk penambahan PPL di Cianjur, kami memaksimalkan tenaga yang ada, meskipun mereka tidaak dapat bekerja secara maksimal karena luasnya wilayah yang harus mereka bawahi," katanya.
Keberadaan penyuluh sangat dibutuhkan terutama di Cianjur yang selama ini menjadi salah satu lumbung padi di Jabar, dimana pembinaan pada petani bergantung pada PPL."Mulai dari pemberantasan hama sampai peningkatan produktifitas pertanian bergantung pada penyuluh. Kami mendorong ada penambahan PPL, guna mendukung program pemerintah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017