Antarajabar.com - Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Barat menyediakan sekitar 15.000 vaksin antraks selama tahun 2017 sebagai antisipasi penyebaran penyakit antraks di Provinsi Jawa Barat.
"Kurang lebih 15 ribu dosis vaksin antraks. Vaksin ini dilaksanakan ketika ada kasus, selama ini tidak ada kasus. Jadi ini sebagai cadangan dan kesiapan kita," kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Dody Firman Nugraha di Bandung, Kamis.
Ia menuturkan salah satu pengawasan yang dilakukan oleh Disnak Jawa Barat untuk mencegah penyakit antraks ialah menerjunkan tim khusus untuk mensosialisasikan bahaya penyakit tersebut.
"Kita mengantisipasi, kita sudah sosialisasi untuk mewaspadai seandainya ternak-ternak yang ada di masyarakat itu mengalami kematian mendadak," kata Dody.
Selain itu, lanjut dia, Disnak Jawa Barat juga melakukan pengetatan lalu lintas hewan ternak wilayah perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dengan daerah lainnya.
"Pengetatan lalu lintas itu dilakukan di beberapa cek point, seperti di Losari atau di Banjar. Kemudian untuk internal, kita perintahkan semua petugas kami yang ada di puskeswan untuk memantau kondisi ternak yang ada di peternakan," katanya.
Menurut dia, hingga saat ini belum ditemukan kasus penyakit antraks yang menyerang hewan ternak dan manusia di Provinsi Jawa Barat.
"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada temuan antraks di Jabar. Dan kasus penyakit antraks yang di Kulon Progo, Yogyakarta, itu menjadi 'warning' lah bagi kami agar lebih waspada terhadap penyakit ini," ujar Dody.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Kurang lebih 15 ribu dosis vaksin antraks. Vaksin ini dilaksanakan ketika ada kasus, selama ini tidak ada kasus. Jadi ini sebagai cadangan dan kesiapan kita," kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Dody Firman Nugraha di Bandung, Kamis.
Ia menuturkan salah satu pengawasan yang dilakukan oleh Disnak Jawa Barat untuk mencegah penyakit antraks ialah menerjunkan tim khusus untuk mensosialisasikan bahaya penyakit tersebut.
"Kita mengantisipasi, kita sudah sosialisasi untuk mewaspadai seandainya ternak-ternak yang ada di masyarakat itu mengalami kematian mendadak," kata Dody.
Selain itu, lanjut dia, Disnak Jawa Barat juga melakukan pengetatan lalu lintas hewan ternak wilayah perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dengan daerah lainnya.
"Pengetatan lalu lintas itu dilakukan di beberapa cek point, seperti di Losari atau di Banjar. Kemudian untuk internal, kita perintahkan semua petugas kami yang ada di puskeswan untuk memantau kondisi ternak yang ada di peternakan," katanya.
Menurut dia, hingga saat ini belum ditemukan kasus penyakit antraks yang menyerang hewan ternak dan manusia di Provinsi Jawa Barat.
"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada temuan antraks di Jabar. Dan kasus penyakit antraks yang di Kulon Progo, Yogyakarta, itu menjadi 'warning' lah bagi kami agar lebih waspada terhadap penyakit ini," ujar Dody.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017