Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) mendeklarasikan untuk berjihad melawan narkoba pada seminar "Perang Melawan Narkoba Demi Menyelamatkan NKRI", di Jakarta, Kamis.
"Besarnya dampak narkoba yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bisa diperangi mulai dari instansi terkecil di masyarakat yakni keluarga," kata Ahmad Heryawan, dalam siaran persnya.
Ia mengatakan perbincangan tentang narkoba spektrumnya sangat luas yakni mulai dari spektrum yang sangat luas tersebut.
"Saya masuk dari yang paling kecil yaitu keluarga. Tentu secara global kita harus paham, pada saat yang sama, yang utama dan pertama harus kita siapkan yaitu kekuatan keluarga," kata dia.
Aher menambahkan, dari keseluruhan anggota keluarga, maka yang paling rentan terpengaruh pergaulan narkoba adalah anak. Biasanya masalah tersebut timbul dari pola pengasuhan orang tua yang kurang tepat.
Orang tua yang cenderung memerintah, menyalahkan, meremehkan, menasehati, berkomunikasi dengan cara yang salah, memberi standar pada anak untuk menghormatinya, serta mendahulukan hukuman dalam mendidik anak, menjadi tekanan tersendiri bagi anak.
Oleh karena itu, kata dia, di luar kehidupan keluarga, anak akan mencari tempat, atau lingkungan pergaulan yang nyaman bagi dirinya dan pergaulan dimana dirinya dapat diterima dengan apa adanya dan jika salah maka anak akan masuk ke pergaulan yang salah, lebih parah lagi masuk ke lingkungan pengguna narkoba.
"Itulah fenomna remaja BLAST, atau Bored, Lonely, Angry, Stressed, Tired. Akibatnya anak kehilangan kepercayaan dan mencari pergaulan diluar keluarga," katanya.
Untuk itu kata Aher, ketahanan keluarga perlu dibangun, ataupun diperbaiki dengan memasukan nilai- nilai keharmonisan.
Pada anak usia remaja, orang tua dapat mendekati anak- anaknya dengan bertindak fleksibel seperti teman, sehingga keterbukaan antara kedua belah pihak akan hadir.
Ia mengatakan ketika satu sama lain saling mengerti maka penghormatan, dan rasa saling mebghargai antara anak dan orang tua pun muncul.
"Dalam tatanannya keluarga dapat menyusun ulang visi keluarga sukses dunia akherat bersama sama membangun rumah di surga. Karena bangunan keluarga bukan hanya unuk kehidupan duniawi tapi juga ukhrawi sekaligus. Tentu yang terpenting untuk mengevaluasi pola komunikasi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengapresiasi deklarasi tersebut.
"Deklarasi ini menambah kekuatan saya. Narkoba masalah besar bangsa kita. Setelah menjadi kepala BNN saya ngeri sendiri, saya tahu begi tu dahsyatnya ancaman untuk keberlangsungan bangsa kita," kata Budi.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk tersangka narkoba berdasarkan jenis pekerjaan pada tahun 2008 hingga 2012 menunjukan jumlah yang signifikan, PNS tercatat 1.318 orang, Polri/TNI 1.365 orang, Tani 4.645 orang, Buruh 18.321 orang.
Itu merupakan jumlah yang sangat besar mempengaruhi produktifitas pekerja dalam segala sektoe usaha.
Menurut dia, penurunan produktivitas tersebut mengakibatkan menurunnya produksi nasional, yang pada gilirannya akan sangat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan pengembangan ekonomi nasional.
Tak sampai disitu, lanjut dia, rusaknya tatanan masyarakat itu pun, berdampak pada segelintir masalah sosial. Pengguna narkoba akan memiliki kecendrungan untuk kecanduan, atau ketagihan yang hebat.
"Bila masih memiliki modal, tentu seorang pecandu dapat langsung membeli narkoba yang diinginkannya. Namun bila kehabisan modal, pecandu narkoba bisa saja nekat mendapatkan uang dengan cara merampok, mencuri, dan tindak kriminal lainnya hanya untuk mendapatkan narkoba," kata dia.
Berikut ialah isi "Deklarasi Jihad Terhadap Narkoba":
"Kami Ormas - ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), mendeklarasikan Jihad terhadap narkoba demi kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):
1. LPOI bertekad membersihkan narkoba dari seluruh sekolah- sekolah NN ya, mulai pesantren, sekolah dasar, sampau dengan perguruan tinggi.
2. Mendukung penuh Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam rangka membasmi tuntas bandar dan pengedar narkoba di Indonesia.
3. Menuntut Pemerintah untuk memperkuat BNN melalui pembentukan Detasemen Khusus (Densus).
4. Mendesak kepada Presiden Republik Indonesia untuk tidak memberi pengampunan kepada terpidana bandar dan pengedar narkoba serta segera mengeksekusi terpiana mati.
5. Memerangi kejahatan narkoba termasuk pengkhianat Bangsa yang bekerjasama dengan kekuatan perusak dari dalam maupun luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Besarnya dampak narkoba yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bisa diperangi mulai dari instansi terkecil di masyarakat yakni keluarga," kata Ahmad Heryawan, dalam siaran persnya.
Ia mengatakan perbincangan tentang narkoba spektrumnya sangat luas yakni mulai dari spektrum yang sangat luas tersebut.
"Saya masuk dari yang paling kecil yaitu keluarga. Tentu secara global kita harus paham, pada saat yang sama, yang utama dan pertama harus kita siapkan yaitu kekuatan keluarga," kata dia.
Aher menambahkan, dari keseluruhan anggota keluarga, maka yang paling rentan terpengaruh pergaulan narkoba adalah anak. Biasanya masalah tersebut timbul dari pola pengasuhan orang tua yang kurang tepat.
Orang tua yang cenderung memerintah, menyalahkan, meremehkan, menasehati, berkomunikasi dengan cara yang salah, memberi standar pada anak untuk menghormatinya, serta mendahulukan hukuman dalam mendidik anak, menjadi tekanan tersendiri bagi anak.
Oleh karena itu, kata dia, di luar kehidupan keluarga, anak akan mencari tempat, atau lingkungan pergaulan yang nyaman bagi dirinya dan pergaulan dimana dirinya dapat diterima dengan apa adanya dan jika salah maka anak akan masuk ke pergaulan yang salah, lebih parah lagi masuk ke lingkungan pengguna narkoba.
"Itulah fenomna remaja BLAST, atau Bored, Lonely, Angry, Stressed, Tired. Akibatnya anak kehilangan kepercayaan dan mencari pergaulan diluar keluarga," katanya.
Untuk itu kata Aher, ketahanan keluarga perlu dibangun, ataupun diperbaiki dengan memasukan nilai- nilai keharmonisan.
Pada anak usia remaja, orang tua dapat mendekati anak- anaknya dengan bertindak fleksibel seperti teman, sehingga keterbukaan antara kedua belah pihak akan hadir.
Ia mengatakan ketika satu sama lain saling mengerti maka penghormatan, dan rasa saling mebghargai antara anak dan orang tua pun muncul.
"Dalam tatanannya keluarga dapat menyusun ulang visi keluarga sukses dunia akherat bersama sama membangun rumah di surga. Karena bangunan keluarga bukan hanya unuk kehidupan duniawi tapi juga ukhrawi sekaligus. Tentu yang terpenting untuk mengevaluasi pola komunikasi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengapresiasi deklarasi tersebut.
"Deklarasi ini menambah kekuatan saya. Narkoba masalah besar bangsa kita. Setelah menjadi kepala BNN saya ngeri sendiri, saya tahu begi tu dahsyatnya ancaman untuk keberlangsungan bangsa kita," kata Budi.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk tersangka narkoba berdasarkan jenis pekerjaan pada tahun 2008 hingga 2012 menunjukan jumlah yang signifikan, PNS tercatat 1.318 orang, Polri/TNI 1.365 orang, Tani 4.645 orang, Buruh 18.321 orang.
Itu merupakan jumlah yang sangat besar mempengaruhi produktifitas pekerja dalam segala sektoe usaha.
Menurut dia, penurunan produktivitas tersebut mengakibatkan menurunnya produksi nasional, yang pada gilirannya akan sangat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan pengembangan ekonomi nasional.
Tak sampai disitu, lanjut dia, rusaknya tatanan masyarakat itu pun, berdampak pada segelintir masalah sosial. Pengguna narkoba akan memiliki kecendrungan untuk kecanduan, atau ketagihan yang hebat.
"Bila masih memiliki modal, tentu seorang pecandu dapat langsung membeli narkoba yang diinginkannya. Namun bila kehabisan modal, pecandu narkoba bisa saja nekat mendapatkan uang dengan cara merampok, mencuri, dan tindak kriminal lainnya hanya untuk mendapatkan narkoba," kata dia.
Berikut ialah isi "Deklarasi Jihad Terhadap Narkoba":
"Kami Ormas - ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), mendeklarasikan Jihad terhadap narkoba demi kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):
1. LPOI bertekad membersihkan narkoba dari seluruh sekolah- sekolah NN ya, mulai pesantren, sekolah dasar, sampau dengan perguruan tinggi.
2. Mendukung penuh Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam rangka membasmi tuntas bandar dan pengedar narkoba di Indonesia.
3. Menuntut Pemerintah untuk memperkuat BNN melalui pembentukan Detasemen Khusus (Densus).
4. Mendesak kepada Presiden Republik Indonesia untuk tidak memberi pengampunan kepada terpidana bandar dan pengedar narkoba serta segera mengeksekusi terpiana mati.
5. Memerangi kejahatan narkoba termasuk pengkhianat Bangsa yang bekerjasama dengan kekuatan perusak dari dalam maupun luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016