Antarajabar.com - Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widyastuti mengajak praktisi kehumasan untuk ikut mendukung pencitraan Indonesia.
"Praktisi humas yang tergabung dalam Perhumas memiliki posisi strategi, dan kami berharap praktisi humas ikut andil dan aktif mendukung pencitraan Indonesia di tingkat global," kata Niken Widyastuti pada Konvensi Nasional Numas (KNH) 2016 di Bandung, Kamis.
Ia menyebutkan, selain melakukan upaya pencitraan dan sosiliasi terhadap lembaga dan institusi masing-masing, praktisi humas sebenarnya memiliki potensi besar menjadi humas Indonesia di mata rakyat dan dunia internasional.
Salah satunya mengisi dan menyampaikan informasi di media sosial sehingga terisi oleh informasi-informasi yang positif dan menyampaikan hal-hal yang memunculkan optimistis bagi rakyat.
"Saat ini media sosial kerap dijadikan media untuk menyerang, sumpah serapah dan emosional dan rakyat jenuh dengan hal itu. Melalui informasi poitif di media sosial maka diharapkan bisa mengisi ruang publik tentang informasi yang benar dan positif bagi masyarakat," katanya.
Menurut dia, seluruh elemen masyarakat bisa memerankan sebagai humas, dengan memposting kegiatan-kegiatan apapun yang positif di media sosial. Karena informasi-informasi di media sosial tersebut berpengaruh terhadap reputasi dan peringkat 'Good Coutry Index' bagi suatu negara.
"Informasi sekecil apapun yang positif bagi negara ini, akan berpengaruh terhadap reputasi kita di mata dunia," katanya.
Lebih lanjut Niken menyebutkan, terkait Good Country Index, Indonesia mencatat peningkatan peringkat yang signifikan dari peringkat ke-199 pada tahun 2014 menjadi peringkat 77 pada tahun 2016.
Selain itu untuk "country branding' index, juga meningkat dari peringkat 114 pada 2014 menjadi peringkat 47 pada 2016. Hal sama juga untuk indeks sebagai tujuan investasi Indoneia yang terus meningkat.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan, peran Humas sangatlah penting, karena merupakan wajah sebuah lembaga yang dihadirkan oleh Humas.
"Humas harus menjalankan peran yang sesungguhnya maka masyarakat bisa melihat kondisi sebenarnya. Jangan sampai ada pencitraan yang dipaksakan dengan konten yang tidak positif. Sehingga jangan sampai ada kebohongan publik di dalamnya," katanya.
Ia berharap Perhumas tidak tidak asyik sendiri membangun citra positif, tapi ikut memberi saran tentang substansi yang dicitrakan ke masyarakat luas.
"Saya sepakat humas harus punya agenda setting, narasi tunggal dan mindset global serta jiwa merah putihnya," kata Heryawan menambahkan.
Sementara itu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan peran humas sangat strategis dan harus terus berinovasi dalam memainkan perannya.
"Humas jangan ketinggalan jaman, harus up date termasuk dalam mendukung peningkatan reputasi Indonesia," kata Emil menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Praktisi humas yang tergabung dalam Perhumas memiliki posisi strategi, dan kami berharap praktisi humas ikut andil dan aktif mendukung pencitraan Indonesia di tingkat global," kata Niken Widyastuti pada Konvensi Nasional Numas (KNH) 2016 di Bandung, Kamis.
Ia menyebutkan, selain melakukan upaya pencitraan dan sosiliasi terhadap lembaga dan institusi masing-masing, praktisi humas sebenarnya memiliki potensi besar menjadi humas Indonesia di mata rakyat dan dunia internasional.
Salah satunya mengisi dan menyampaikan informasi di media sosial sehingga terisi oleh informasi-informasi yang positif dan menyampaikan hal-hal yang memunculkan optimistis bagi rakyat.
"Saat ini media sosial kerap dijadikan media untuk menyerang, sumpah serapah dan emosional dan rakyat jenuh dengan hal itu. Melalui informasi poitif di media sosial maka diharapkan bisa mengisi ruang publik tentang informasi yang benar dan positif bagi masyarakat," katanya.
Menurut dia, seluruh elemen masyarakat bisa memerankan sebagai humas, dengan memposting kegiatan-kegiatan apapun yang positif di media sosial. Karena informasi-informasi di media sosial tersebut berpengaruh terhadap reputasi dan peringkat 'Good Coutry Index' bagi suatu negara.
"Informasi sekecil apapun yang positif bagi negara ini, akan berpengaruh terhadap reputasi kita di mata dunia," katanya.
Lebih lanjut Niken menyebutkan, terkait Good Country Index, Indonesia mencatat peningkatan peringkat yang signifikan dari peringkat ke-199 pada tahun 2014 menjadi peringkat 77 pada tahun 2016.
Selain itu untuk "country branding' index, juga meningkat dari peringkat 114 pada 2014 menjadi peringkat 47 pada 2016. Hal sama juga untuk indeks sebagai tujuan investasi Indoneia yang terus meningkat.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan, peran Humas sangatlah penting, karena merupakan wajah sebuah lembaga yang dihadirkan oleh Humas.
"Humas harus menjalankan peran yang sesungguhnya maka masyarakat bisa melihat kondisi sebenarnya. Jangan sampai ada pencitraan yang dipaksakan dengan konten yang tidak positif. Sehingga jangan sampai ada kebohongan publik di dalamnya," katanya.
Ia berharap Perhumas tidak tidak asyik sendiri membangun citra positif, tapi ikut memberi saran tentang substansi yang dicitrakan ke masyarakat luas.
"Saya sepakat humas harus punya agenda setting, narasi tunggal dan mindset global serta jiwa merah putihnya," kata Heryawan menambahkan.
Sementara itu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan peran humas sangat strategis dan harus terus berinovasi dalam memainkan perannya.
"Humas jangan ketinggalan jaman, harus up date termasuk dalam mendukung peningkatan reputasi Indonesia," kata Emil menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016