Jakarta (ANTARA News) - Para astronom mengatakan mereka mendapat bukti adanya semburan uap air dari bulan Yupiter, Europa, yang bisa akan memudahkan upaya untuk mempelajari apakah ada kehidupan dalam samudra hangat bergaram yang tersembunyi di dalam permukaannya yang ber-es.
Semburan uap air itu dideteksi oleh Teleskop Antariksa Hubble sekitar 200 kilometer di atas permukaan Europa sebelumnya, barangkali, hujan material kembali ke permukaan bulan menurut Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Europa, yang dianggap sebagai salah satu kandidat tempat layak untuk hidup dalam tata surya di luar Bumi, memiliki samudra dengan air dua kali lipat lebih banyak ketimbang lautan Bumi di bawah satu lapisan ekstra dingin dan keras yang ketebalannya belum diketahui.
Sementara mengebor menembus es untuk mencari tanda-tanda kehidupan pada air samudranya mengecilkan hati, mengambil sampel dari semburan mungkin proyek yang lebih sederhana.
"Jika semburan itu nyata, itu berpotensi memberi kita akses yang lebih mudah ke samudra di bawah... tanpa perlu mengebor bermil-mil es," kata peneliti utama Williams Sparks dari Space Telescope Science Institute di Greenbelt, Maryland.
Europa diameternya sekitar 3.100 kilometer, sedikit lebih kecil ketimbang bulan Bumi. Di antara empat bulan terbesar Yupiter, Europa adalah yang kedua terdekat dengan planet terbesar itu dalam tata surya.
Teleskop mengamati semburan tiga kali tahun 2014, kebanyakan sekitar daerah kutub selatan Europa menurut para ilmuwan.
Di Bumi, kehidupan ditemukan di mana ada air, energi dan nutrisi, jadi para ilmuwan punya ketertarikan khusus dengan tempat-tempat di bagian lain tata surya seperti Europa yang memiliki ciri serupa, kata Paul Hertz, direktur astrofisika NASA, sebagaimana dikutip Reuters.
Temuan yang akan dipublikasikan di jurnal Astrophysical Journal itu mencakup pengamatan awal Hubble pada semburan uap air di atas kutub selatan Europa pada Desember 2012.
Para ilmuwan pertama mendapat petunjuk bahwa Europa yang terang dan ber-es dengan saling silang pita gelap dan pegunungan memiliki samudra bawah tanah dari pesawat kembar Voyager NASA, yang terbang melewati Yupiter tahun 1979.
Pesawat antariksa Galileo yang mengikutinya, yang mengelilingi dan melalui sistem Yupiter dari 1995 sampai 2003, mendeteksi medan magnet yang mungkin dipicu oleh samudra global bergaram di bawah permukaan Europa.
Dua misi lagi sedang disiapkan untuk mengunjungi Europa.
Pesawat NASA yang targetnya diluncurkan pertengahan 2020 akan melakukan 40 kali lebih perlintasan ke dekat bulan itu dan mungkin mengambil sampel materi dari semburan apapun yang keluar dari permukaannya.
Yupiter memiliki 67 bulan yang diketahui, plus banyak bulan-bulan lebih kecil yang belum dinamai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016